Jumat, 12 Desember 2014

AILUROPHILE

Setelah agak lama vacum nulis akhirnya gue bisa muncul lagi. Alasan kevacuman gue karena bisa dibilang ini adalah minggu-minggu yang berat bagi gue karena disibukkan dengan tugas-tugas akhir dan UAS. Gue juga lagi baca buku The Return of Sherlock Holmes. Disini ada yang juga suka baca Sherlock Holmes? kalau sama mungkin kita jodoh. Sebenarnya udah banyak yang minta gue nulis lagi, kalau diitung-itung adaa... tiga orang, pertama nenek gue, yang minta porsi cerita tentang dia ditambah. yang kedua, bencong yg gak senagaja gue tabrak dipasar, trus dia teriak ke gue," ihh gantengg... tangannya genit deh maen pegang-pegang aja, mending digunain buat nulis deh". gue juga gak tau kenapa tiba-tiba ada bencong yang nyuruh gue nulis. yang ketiga adalah kucing di kos gue yang tiduran di laptop, mungkin itu pertanda nyuruh nulis.

Selain satu orang manusia, satu ekor hewan dan satu makhluk antah berantah tadi ada juga beberapa teman yang nyuruh nulis, baik alumni SMA atau pun teman kuliah. Tadi sore di kampus ada cewek yang bahas tulisan gue, makanya gue putusin buat nulis malam ini. Rencanany gue bakalan update tulisan setiap hari jum'at, sabtu atau minggu, khusunya malam minggu, buat menemani jomblo-jomblo kesepian. Jadi pantengin blog gue di hari-hari yang gue sebutin tadi.

Baiklah, malam ini kita akan bahas mengenai hewan peliharaan yang paling gue suka, sekaligus sahabat gue, yaitu "KUCING". gue sangat sayang sama kucing, hingga teman SMA gue menjuluki gue dengan istilah AILUROPHILE, yang artinya pecinta kucing. Cinta kucing disini maksudnya bukan gue cinta sama kucing seperti gue cinta sama cewek. Bukan! gue masih normal. Maksud cinta disini gue sayang aja sama kucing.

Kucing pertama gue datang ke rumah sekitar tahun 2002 kalau gak salah, usia gue 7 tahun. Kucing betina yang cantik dengan bulu orange dan putih yang memesona. Induknya memiliki bulu agak gelap dengan diselingi warna abu-abu. Mungkin warna orange anaknya didapat dari bapaknya. waktu itu kucing betina ini masih kecil, dan induknya menghilang entah kemana. Suatu ketika, kucing betina ini, masuk ke rumah gue buat nyari makanan. Dan gue berniat untuk memelihara anak kucing ini. Sayangnya kucing ini masih liar banget, ketika gue mendekat dia malah menjauh, ibaratnya lu lagi ngejar gebetan, ternyata gebetan itu menjauh dari lu.#nyesek.  jadi gue bertekad untuk menjinakkannya.

Caranya, ketika kucing itu masuk ke rumah, gue sembunyi dan berusaha supaya kucing itu gak ketakutan hingga lari. gue liatin aja dia dari jauh, dan ketika dia menuju lantai 2, gue tutup satu-satunya akses ke lantai dua dengan triplek, sehingga dia enggak bisa keluar. waktu itu lantai dua rumah gue belum diisi apa-apa, masih dibiarin aja. Gue kurung tu kucing seharian penuh di lantai 2 dengan harapan dia bakalan betah di rumah gue. Gue gak mikirin dengan apa si kucing bakalan makan hari itu. Keesokan harinya penutup tadi gue buka,dan tiba-tiba saja si kucing langsung lari terbirit-birit keluar.

Cara kedua gue dapat dari film Tom Jerry, si Tom mancing jerry dengan ngasih remah-remah keju sepanjang jalan hingga menuju perangkap. Cara ini gue cobain ke kucing, gue maling ikan bakar nenek gue dan gue tebarin dari luar hingga menuju rumah. Trik ini cukup berhasil, kucing betina tadi memakan remah ikan tadi dan masuk ke dalam rumah. di ujung remah gue udah nunggu dia, sialnya dia ngeliat gue dan langsung lari.

Cara ini gue coba berkali-kali, gue tetap ngasih makan dia walaupun dia menjauh ketika gue dekati. gue tetap sayang dia walaupun dia enggak menganggap gue. duh.. kok malah jadi galau gini. Akhirnya suatu ketika ketika gue lagi duduk-duduk, dia datang ke samping gue. gue elus bulunya, dan dia gak lari. yah, akhirnya gue berhasil. Adek perempuan gue ngasih kucing betina itu nama kitty. gue gak tau motivasi apa yang membuat adek perempuan gue ngasih nama itu, mungkin dia terinspirasi dari hello kitty.

Nenek gue gak terlalu suka kucing karena katanya bulu kucing bisa buat sakit, walaupun artikel terbaru yang gue baca itu hanya mitos. Alasan kedua katanya kalau kucing betina kerjaannya melahirkan aja. Tapi karena di rumah lagi banyak tikus, akhirnya nenek gue ngebolehin.

Alasan gue suka kucing adalah karena ketika gue sedih dan gue ngelus kucing, maka kesedihan itu akan hilang, kehangatan bulu kucing itu buat gue nyaman. kucing itu seakan-akan memahami perasaan pemiliknya. Seandainya di dunia ini hanya tinggal satu orang manusia dan satu ekor kucing, maka gue akan milih kucing buat jadi sahabat gue. Tapi jika manusia itu cewek, maka gue akan milih cewek.

Hari demi hari berlalu, kitty makin dewasa, kami makin dekat, gue sering ngelus-ngelus bulunya yang halus. Kelemahan kucing adalah bagian lehernya. Dia akan kesenangan jika bagian itu di elus. kami juga sering tidur bersama. Hingga kucing itu hamil. Bukan oleh gue, tapi oleh kucing tetangga. Lama kelamaan perutnya membesar dan melahirkan di lemari pakaian gue --". Dia melahirkan 4 ekor anak kucing yg imut-imut. Setelah lahiran yang pertama secara berturut-turut dalam waktu beberapa tahun kucing gue terus melahirkan, hingga bapaknya tidak lagi gue ketahui. Oleh nenek gue, anak-anaknya dibagi-bagikan ke tetangga karena saking banyaknya dan tidak terawat. Hanya satu yg bertahan di rumah dan setelah besar dia pergi merantau.

Tahun 2009, dan kitty sudah tua. Dia tidak selincah dulu lagi. Kalau dulu kami sering main laser-laseran yang gue pantulin ke lantai dan tembok hingga kitty mengejarnya, juga bermain bola gulung, tapi kini kitty lebih banyak diam. Gue ingat juga adek cowok gue yang paling kecil sering mencekik leher kitty karena saking gemasnya. Tapi sekarang adek gue udah mulai mengelus-ngelusnya. Waktu berjalan cepat tak terasa telah 7 tahun. Dan suatu siang gue nemuin kitty terbujur kaku di halaman rumah. Ingatan gue kembali saat gue pertama kali mengelus bulunya. Semua yang telah kami lewati selama ini harus menemui akhir. Kitty telah pergi. 

Gue lalu menguburnya dan memberikan penghormatan terakhir. Gue harap Tuhan juga nyediain surga buat kucing. Gue ngebayangin di surga kucing, kitty dilayani bidadari berupa kucing betina cantik bersayap yang ngebawain kitty ikan salmon dan susu. Dan semoga kitty gak masuk neraka, karena dalam bayangin gue neraka kucing bakalan dijaga sama anjing bulldog. Pasti kitty bakalan ketakutan. Menurut gue neraka kucing gak perlu pake api, cukup pake kolam air aja, karena pada dasarnya kucing takut air.

Semenjak kematian kitty gue gak ada melihara kucing lagi sampai suatu ketika ada kucing jantan yang datang ke rumah gue pada bulan september. kucingnya penurut, pipisnya aja di wc. Namun kucing ini sangat pendiam. Gue manggil dia Conan karena suka Detektif Conan dan adek gue manggil dia Neko yang dalam bahasa indonesia artinya kucing. Gue jarang bermain bersamanya karena gue kuliah di Bukittinggi dan jarang pulang. Tapi hari sabtu kemaren gue pulang dan gue lihat conan lain dari biasanya, lebih pendiam. Mungkin dia sakit pikir gue. Gue tatap matanya yang indah, namun dia mengalihkannya ke arah lain gak mau gue tatap. Dan saat itu feeling gue mengatakan kalau kucing ini gak bakalan lama lagi. Dan ternyata benar, hari senin kemaren gue di sms adek gue kalau conan mati. Gue belum sempat ngeliatnya.

Di kos gue juga ada kucing, tapi gak mau nurut. kerjaannya minta makanan terus ke gue tapi giliran gue elus gak mau. Gue sedang berusaha menjinakannya. Semoga aja berhasil.

Mungkin itu pengalaman yang bisa gue bagi tentang kucing, sekian dulu. wassalam..

Senin, 01 Desember 2014

Tentang Tulisan Gue

Assalamu'alaikum, selamat malam guys.

Alhamdulillah bisa nulis lagi dan kembali hadir buat kalian. Kenapa gue suka nulis? karena dengan nulis apa yang gak bisa gue ucapin bisa gue sampaikan disini. terkadang kalau kita bicara, orang gak paham apa yang kita maksud atau pemikiran kita beda, atau informasinya kurang lengkap. Dengan nulis gue bisa ngungkapin semua yang terlintas di pikiran gue dan terbersit di hati gue. Daripada disimpan di hati aja jadi penyakit, mending dijadiin tulisan.

Sayangnya, ketika gue udah mulai nulis, sangat sulit untuk menghentikannya. Ide-ide bakalan banyak bermunculan di kepala gue, mungkin pembaca bisa liat, tulisan-tulisan gue lumayan panjang, itupun gue udah berusaha buat mempersingkatnya. Gue takutnya jika tulisan gue terlalu panjang, pembaca akan bosan buat ngebacanya dan malah jadi boring. 

Tapi di sisi lain, ketika gue berusaha mempersingkat tulisan gue, ide-ide yang udah banyak bermunculan tadi malah gak semuanya bisa tersampaikan. Terkadang ada ide yang menarik untuk diceritakan tapi karena di persingkat, malah hilang dan gak muncul di tulisan. Mungkin solusinya nanti gue bakalan coba bikin tulisan gue jadi 2 part jika terlalu panjang.

Mengenai tema tulisan, awalnya gue niat bikin blog ini karena gue terinspirasi dari blog Raditya Dika. Disana dia cerita tentang kehidupannya dengan cara yang lucu. Gue juga tertarik untuk ceritain kisah hidup gue karena banyak hal-hal gokil yang menurut gue bagus untuk diceritain.

 Alasan kedua karena akhir-akhir ini blog nya "Kaesang", anak presiden RI, tiba-tiba bersinar. Awalnya gue tau blog Kaesang dari baca berita di salah satu portal. komentar yang bermunculan di postingan itu katanya blog si Kaesang itu lucu banget,gokil banget, kreatif banget, tulisannya bisa nyamain Raditya Dika, gak kalah sama penulis professional dan berbagai komentar positif lainnya. Kemudian gue telusuri sendiri blog nya si Kaesang ini, dan setelah gue baca, ternyataaa..... sangat jauh dari komentar-komentar tadi. Blog nya biasa aja, gak lucu (semoga aja gue gak ditangkap Densus 88). ya, itu menurut pendapat gue sih. Akhirnya gue merasa tertantang untuk buat blog yang menarik.

 Mungkin pengunjung sadar bahwa tulisan gue ini gak ada manfaatnya buat kehidupan. Haha.. Gue pun niatnya cuma pengen cerita-cerita aja, bagi-bagi kisah hidup gue. Namun pada suatu ketika ada yang nyaranin buat sesekali bikin cerita yang menggugah gitu. misalnya cerita motivasi, atau sejenis itu. Gue mulai berpikir benar juga ya. Dan akhirnya gue putusin mungkin nanti gue akan bahas tema yang lain selain cerita hidup gue. Gue tertarik sama sejarah, mungkin nanti gue juga akan bahas sejarah. Sebelumnya gue juga udah pernah bikin beberapa buah cerpen yang 2 diantaranya gue posting disini. Cerpen-cerpen yang lain akan segera menyusul.

 Gue itu pengen nulis cerita yang benar-benar bisa menghibur pembaca. Makanya gue berusaha nulis sebaik mungkin. Saking seriusnya, ketika mendadak sebuah ide muncul, seharian gue bakalan bikin konsep ceritanya, kuliah pun gak konsen, lagi boker pun gue berusaha nyusun bahan cerita. Tetapi gak semua tulisan yang gue konsepin terlebih dahulu, lebih sering ide itu muncul ketika gue nulis langsung di blog. Seperti sekarang ini, yang awalnya gak tau mau ngomong apa, tiba-tiba aja udah jadi suatu cerita. Intinya ada ide, langsung ketik, ada ide lagi, ketik lagi, hingga membentuk suatu kesatuan.

Yup, gue gak tau mau ngomong apa lagi, mungkin gue cukupin segini dulu. gue akan terus berkarya, menuangkan pemikiran gue dan menghibur pengunjung. Gue harap, ada pelajaran yang bisa diambil dari kisah gue. Karena gue percaya, "Tulisan bisa mengubah Dunia". Mungkin tulisan gue masih banyak kekurangan, tapi semoga aja seiring berjalannya waktu, tulisan gue makin baik. Aamiin... Wassalam.



Sabtu, 29 November 2014

Jatuh 6 kali, Bangkit 7 kali.

Assalamu'alaikum..

Selamat "Sabtu malam" guys, sudah sholat minta hujan berapa kali malam ini?

     Yupp, Sabtu malam ini gue hadir buat nemenin sabtu malam kalian yang suram. haha.. enggak, becanda doang. Jadi gini ya mblo, kemaren malam gue cerita-cerita sama presiden BEM UNP taun kemaren, Bang Adnan, pada suatu topik tiba-tiba-tiba dia bilang gini,

   "Di dunia ini ada 2 Tipe manusia, Yang satu jomblo dan yang satu lagi enggak jomblo. Dan jomblo itupun terbagi 2, ada jomblo karena nasib dan ada yang jomblo karena prinsip. Jomblo karena nasib berarti emang dianya yang gak laku, tapi jomblo karena prinsip berarti dia nya yg gak mau pacaran walaupun banyak yang suka sama dia. Jadi, kalau ada yang nanya ke "jomblo prinsip" kenapa gak punya pacar? jawabnya adalah karena pasar kita berbeda. yang satu pasar tradisional, yang satu pasar swalayan. bukan..bukan itu maksudnya. maksud beda pasar adalah mungkin yang punya pacar ini mau dengan siapa saja dan mau nerima siapa saja, tapi yang jomblo prinsip cuma mau nerima yang berkelas." gitu katanya panjang lebar.
     
      Jadi berbahagialah kalian yang jomblo karena prinsip. Habis baca ini pasti banyak jomblo yang hidungnya kembang kempis.

      Okay, kita lupakan tentang jomblo, mau jomblo prinsip, mau jomblo nasib, yang jelas tetap aja sama-sama gak punya pacar. Malam ini gue gak akan bahas tentang jomblo, ditemanin teh tarik dari Muaro Paneh dan lagu MOTHER by SEAMO (coba cari deh, asyik lagunya) gue mau cerita mengenai kisah perjuangan gue hingga kuliah di tempat sekarang ini, Psychology "Padang State University" (sengaja pake bahasa Inggris biar kesannya keren).
       
       Sebelumnya gue mau ngucapin terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua orang yang udah nyempetin diri buat mampir di blog gue yang kumuh ini, tulisan ini gak bakalan ada tanpa kalian, komentar-komentar yang kalian berikan via BBM, Line, atau langsung di blog gue ini membuat gue semakin semangat buat nulis, terima kasih buat saran dan masukannya, mohon maaf jika ada kesalahan, saya akhiri dengan wassalamu'alaikum... Malah pidato, Maaf, maaf, jadi ngaco, padahal gue niatnya serius malam ini, emang otak udah sedeng susah diajak serius. oke, gue lanjutin yang tadi, mohon maaf jika ada kata-kata gue yang gak pantas dan semua tulisan ini gue dedikasikan buat kalian pembaca yang sangat-sangat saya sayangi, kayak kamuu... iyaa, kamuuu.. #ala Dodit. #peluk jauh.

      Kembali ke topik, buat yang udah kuliah, berapa kali kalian mencoba test hingga bisa duduk di bangku perkuliahan seperti sekarang ini? 2 kali, 3 kali? Gue belum berhasil sebanyak 6 kali dan percobaan yang ke-7 dan ke-8 akhirnya lulus juga. sengaja gue gak pake kata "Gagal 6 kali". kenapa? karena gagal itu sebenarnya gak ada. Ingat kata Thomas Alfa Edison ketika ditanya mengenai 1447 kegagalannya menemukan bola lampu. Apa jawaban Edison waktu itu? "Saya tidak gagal. saya hanya menemukan 1447 cara yang membuat bola lampu tidak bekerja dan pada percobaan 1448 saya menemukan cara yang membuat bola lampu bekerja." Jadi sebenarnya gagal itu gak ada, kita disebut gagal ketika tidak mau mencoba lagi.

     Gue tamat tahun ini, 2014. Dari SMA gue pengen kuliah di Teknik Geologi UNDIP. Kenapa? karena menurut gue lulusan Tek.Geologi masih sedikit di Indonesia dan kayaknya menarik aja untuk mempelajari Geologi. Kenapa UNDIP? karena UNDIP di semarang dan gue pengen ke klenteng Laksamana Cheng Ho. Gue jurusan IPA dan pelajaran yang paling gue suka adalah SEJARAH. Alasannya, dengan membaca sejarah, gue ngerasa bisa ngelintasin waktu ke zaman yang berbeda dan berpetualang di kisah-kisah yang berbeda. (Bentar, di luar hujan, selamat mblo, doa lo terkabul).

     Oke next, sekarang ada istilah SNMPTN, sejenis seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur Undangan. Cukup dengan melihat nilai rapor dan sertifikat, kalau lolos kriteria yang diinginkan Perguruan Tinggi maka lo bisa masuk tanpa test. pilihannya 3 universitas, 2 di luar provinsi, satu wajib di dalam provinsi. Jadi waktu itu gue pilih Tek.Geologi UNDIP, Tek.Lingkungan UNDIP dan Tek.Lingkungan UNAND (karena gue berdomisili di SUMBAR). 

     UN bisa kami lewati dengan lancar, walaupun gue nangis pas ujian Matematika. Semua orang harap-harap cemas menunggu pengumuman, karena ini langkah pertama mereka menuju tempat impian. Terlebih sekolah gue emang terkenal banyak yang lulus SNMPTN, tahun sebelumnya ada 140 orang yang lulus undangan. semua orang mendadak alim, banyak yang Sholat Dhuha, puasa senin kamis, ngaji-ngaji, ada yang minjamin PS juga, banyak cowok-cowok yang nawarin cewek-cewek pulang bareng, gak tau nya modus.

     Sebelum itu gue juga ikut test AMG (Akademi Meteorolgi dan Geofisika) di Pekanbaru dan Alhamdulillah lulus test tahap satu, Saat-saat yang ditunggu tiba, pengumuman SNMPTN keluar. Hasilnya? kebelum berhasilan gue yang pertama. SMA gue meluluskan 99 orang SNMPTN (kalau gue gak salah). Banyak hasil yang tak terduga waktu itu, temen gue yang biasa-biasa aja bisa lulus di tempat yang dia inginkan, universitas dan jurusan yang bisa dibilang favorit juga. Temen gue yang bisa dibilang hebat, malah belum berhasil ketika itu. Awalnya gue down, tapi gue percaya rencana ALLAH jauh lebih baik. Gue gak mau berburuk sangka ke ALLAH. Oke fix, SNMPTN belum berhasil. Saatnya gue Move On dan mikirin SBMPTN (ujian tulis).

     Untuk menghadapi SBMPTN gue bimbel selama satu bulan di Padang. Di Padang gue tinggal bareng teman gue, Rezki, di beberapa rumah. pindah dari satu rumah ke rumah lainnya. panjang ceritanya. Ketika bimbel gue pergi ke Pekanbaru untuk ikut test AMG tahap 2. Dan akhirnya pada tanggal 17 Juni 2014, SBMPTN diselenggarakan. Pilihan gue yaitu Tek.Geologi UNDIP, Tek.Kimia UNRI, Tek.Lingkungan UNAND. Menunggu hasil SBMPTN keluar, hasil test AMG lebih dulu keluar. hasilnya? kebelum berhasilan yang kedua. 

    22 Juni 2014, gue coba ikut test SIMAK UI. gue ambil jurusan Tek.Metalurgi dan mineral, Tek.lingkungan, Geografi, dan ilmu kesehatan. Hasilnya?? yup, benar. kebelumberhasilan yang ketiga. Tanggal 25 Juni, gue coba lagi ikut test STTD (sekolah tinggi transportasi Darat) dan pada tanggal 29 Juni bertepatan dengan 1 Ramadhan gue ikut test STAN. hasilnya? lulus test STTD tahap 1 dan gagal STAN.
    
     Pengumuman SBMPTN tanggal 16 Juli, kurang lebih 2 minggu sebelum lebaran Idul fitri 1435 H. Sebelumnya gue udah janji ke diri gue sendiri kalau gak lulus SBMPTN gue gaka bakalan mau pergi lebaran. Gue bakalan mengurung diri aja di kamar. Gue malas menanggapi pertanyaan orang-orang, "kuliah dimana reyhan?", sakitmya tuh disini. #nunjuk hati.

     Akhirnya pengumuman SBMPTN keluar dan ternyata gue masih belum berhasil untuk yang ke-5 kalinya. Gue udah berniat menjalankan rencana gue sejak awal. Namun ternyata ortu gue lebih pandai berdiplomasi dan akhirnya hati gue luluh juga sehingga mau pergi lebaran ke rumah keluarga. Dan seperti yang diduga, pertanyaan itu datang bertubi-tubi,"kuliah dimana reyhan?" pengen rasanya gue amnesia aja dan jawab, "siapa saya?, taun berapa sekarang?, kenapa di kamar gue ada poster Aliando?" atau gue bikin di karton tulisan,"GUE GAK LULUS SBMPTN, JANGAN TANYA-TANYA LAGI!" biar semua orang tau.  

     selama jeda itu gue mulai berpikir apa yang salah dengan diri gue? kalau ibadah udah gue laksanakan dari ibadah wajib hingga sunnah udah gue lakuin. kenapa masih belum lulus juga? mungkin niat gue yang masih kurang tulus dan ikhlas, akhirnya gue pasrahin diri gue ke ALLAH, gue gak harap lulus lagi, gue bakalan terima apa yang ALLAH berikan. Bahkan gue udah rencanain jika gue masih gagal tahun ini, maka gue akan pergi ke Mentawai buat nyebarin agama Islam. tahun depannya ujian lagi.

     Harapan gue tinggal STTD. disaat gue hampir menyerah, ada teman yang nyaranin supaya ikut ujian mandiri UNP sama ujian mandiri UBM-PT. oke gue ikut itu, di UNP gue ambil tek.pertambangan, Akuntansi dan psychology. gue daftar di UNP tanggal 23 Juli. di UBM-PT gue ambil sastra sejarah UNDIP. kalau UNP cuma liat nilai rapor maka UBM-PT gue harus ujian tulis. padahal gue belum pernah belajar buat test Jurusan IPS sebelumnya. Tapi gue nekat aja ambil ujian IPS di UBM-PT.
     
     8 Agustus, untuk ke-6 kalinya gue belum berhasil. STTD gue gak lolos. Padahal harapan ortu gue besar di STTD. berarti tinggal UNP sama UBM-PT. tanggal 8 agustus juga hasil UNP udah bisa diliat. Awalnya gue gak berani liat, karena udah bosan liat tulisan "MAAF, ANDA BELUM DITERIMA". tapi gue paksain juga dan ternyata hasilnya emang belum diterima juga di UNP. gue kecewa lagi, gue liat baik-baik tulisannya, ternyata gue salah masuk web, itu buat yang tahun sebelumnya. gue coba lagi masukin nomor pendaftaran gue buat mahasiswa baru 2014, dan Alhamdulillah lulus di psychology. Senin nya tanggal 11 Agustus, gue coba buka UBM-PT dan lulus sastra sejarah UNDIP. Gue suka sejarah dan gue juga pengen ke UNDIP. tapi karena ortu lebih ngizinin ke UNP, maka gue ambil UNP aja. Gue juga berpikiran sukses kan gak harus di Jawa, yang penting diri kitanya kayak gimana. Dan beginilah sekarang, gue jadi mahasiswa psychology.

HIKMAH YANG BISA KITA AMBIL:
1. jangan menyerah terhadap cita-cita kita, apalagi jika baru belum berhasil sekali. Saya sudah 6 kali belum berhasil dan percobaan yang ke-7 dan ke-8 berhasil.
2. Siapa tau kita selangkah lagi menuju keberhasilan, jika kita menyerah sekarang maka akan sangat merugilah.
3. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut ALLAH, apa yang menurut kita buruk belum tentu buruk. Rencana ALLAH jauh lebih baik.
4. Jangan berburuk sangka kepada ALLAH.

5. bisa saja ada orang yang belum berhasil lebih banyak dari kita, hanya saja dia gak ngeluh.
6. setiap kali jatuh maka segera bangkit.
SEKIAN BUAT MALAM INI, WASSALAM.. ^_^

Kamis, 27 November 2014

Detektif Reyhan

      Jreengg.... Jreeengg... gue kembali lagi. Udah cukup lama semenjak "salam kenal" gue gak muncul lagi. yaa maklum, anak kuliah sibuk. Gak juga sih, sebenarnya gue lagi gak tau mau bahas apa, Ditambah gue orangnya suka menunda pekerjaan. Jadi ketika gue kepikiran nulis,
     "oke, nanti pulang kuliah gue nulis",
      (bentar.. sumpah, barusan gue de javu kayak pernah nulis ini sebelumnya #abaikan),
       setelah di kos, "ahh capek, tiduran dulu"
       habis tiduran, "nanti aja, masih ada GGS yang harus gue tonton soalnya tristan lagi dikepung              sama anak buah venosa." kalau di rumah gue gak bakalan bisa nonton jam segini, soalnya remote        bakalan diambil alih sama nenek gue yang hobi banget nonton Manusia Harimau. Beneran,nenek        gue bahkan punya kaset "kumpulan soundtrack manusia harimau"
       habis nonton GGS,"astaga, gue ada tugas. bikin tugas dulu. ingat reyhan, tujuan kamu kesini buat        apa, KULIAH!"
       habis bikin tugas,"udah larut malam, gue harus jaga kesehatan. tidur dulu ahh"
       Dan akhirnya gak jadi nulis.

       Sebenarnya malam ini gue capek banget karena habis latihan basket, tapi keinginan nulis dalam diri gue mengalahkan rasa capek itu. okee.. malam ini kita akan bahas mengenai kisah nyata masa kecil gue yang hobi banget sama detektif. detektif apa yang paling terkenal menurut lo? conan edogawa, sherlock holmes, hercule poirot, cita citata? oke yang terakhir itu bukan detektif. Ketika kecil gue sangat terobsesi menjadi detektif karena pengaruh baca komik detektif conan. Bahkan ketika guru gue nanya cita-cita gue apa, gue dengan bangga bilang,"pengen jadi detektif". Gue mulai baca detektif conan semenjak kelas 3 SD. Dan semenjak saat itu gue terobsesi untuk memecahkan kasus-kasus.

       Lalu akhirnya saat-saat yang ditunggu datang juga, KAOS KAKI KINI ADA EKSTRAKNYA!! #komersial break. Bukan, bukan itu. ada kejadian kehilangan di SD gue. Uang kas kelas gue hilang sewaktu jam istirahat. KASUS PERTAMA! disaat guru gue kasak-kusuk nyuruh ngumpulin tas, gue memulai penyelidikan gue. setelah semua warga kelas ngumpul gue mulai menginterogasi mereka. Di sekolah gue ada aturan, gak boleh berada di dalam kelas selama jam istirahat. untuk itu ditugaskan seorang petugas piket di pintu kelas. jika ada yang ingin masuk kelas harus ngelapor ke piket. Dan maksimal tiga orang yang boleh masuk kelas selama istirahat. Jadi gue tanya piketnya, "siapa aja yang masuk kelas selama jam istirahat?"
kata piket," ada tiga orang"
"wahh persis kayak di komik, biasanya tersangkanya ada 3 orang" pikir gue.
"siapa aja mereka?" tanya gue kemudian.
"rezki, dori dan nova" jawabnya.
 "urutan masuknya?" tanya gue lagi
 "rezki, dori, nova saling bergantian. masuk satu per satu"
   Sementara itu, hasil pemeriksaan tas nihil. tidak ditemukan barang bukti di tas kami. dari wawancara tadi, gue lagsung berpikir cepat. kalau memang pelakunya ada diantara mereka, gak mungkin pelakunya masuk nomor satu atau dua, karena kemungkinan ketika dia masuk, bakalan ada orang yang masuk kelas juga. jadi pelakunya pasti orang yg masuk terakhir. karena gak bakalan ada yg masuk setelahnya, jadi dia aman. walaupun terkesan men-judge, tapi itulah pemikiran gue waktu itu. Gue langsung lapor Bu Guru.
     "Bu, coba periksa si Nova, karena dia yang masuk terakhir"
      Bu Guru manggil nova dan Nova berjalan ke arah guru dengan kaki agak pincang.
       "kenapa kaki kamu?" tanya bu guru.
       "agak sakit bu, terkilir" jawabnya.
       setelah seluruh tubuh Nova diperiksa (hanya tubuh luar) uang tetap tidak ditemukan. hanya ada satu tempat yang belum diperiksa. didalam sepatu. Bu Guru menyuruh Nova membuka sepatunya. Nova terlihat ragu, dia enggan membuka sepatunya. Namun setelah dipaksa akhirnya dia mau membukanya dan ternyata benar. Di dalam kaos kakinya ditemukan uang receh yang banyak dan beberapa lembar uang kertas, makanya jalannya agak pincang. setelah dihitung, jumlahnya persis sama dengan uang kas yang hilang. CASE SOLVED!

       Semenjak kasus pertama itu gue menjadi semakin bersemangat, gue gak sabar nunggu kasus selanjutnya. dan kasus kedua itu pun datang. kali ini uang teman gue hilang RP500,00 . mungkin lo menganggap remeh uang logam 500 perak, tapi pada kenyataannya zaman segitu dengan uang 500 perak lo bisa membeli "kerupuk leak" sebanyak 5 buah (kerupuk leak: sejenis kerupuk yang diolesi kuah sate).
       
      Gue dan 4 orang teman gue memulai penyelidikan sat jam istirahat, namun nihil gak ada hasil. uang tidak ditemukan. saat itu ada teman gue yang bilang,
       "tadi si Luthfi pulang karena sakit"
       "berarti si Luthfi pelakunya, dia lari dengan membawa barang bukti" kata gue langsung.
       "apa yang hawus kita lakukan weyhan?" tanya teman gue yang gak bisa nyebut huruf "R"
       "kita harus pergi ke rumahnya dan mengambil uang itu kembali, ayo berangkat" jawab gue tegas.
       Akhirnya gue dan 4 teman gue kabur dari pekarangan sekolah menuju rumah Luthfi. setibanya di rumah Luthfi,
        "assalamu'alaikum tante" kata gue.
        "wa'alaikumsallam, ada apa?"
         "kami ingin menemui luthfi, tadi dia ngambil uang 500." kata gue ceplas ceplos. maaf, kalau waktu kecil gue agak gila. untung aja si tante gak ngelempar gue dengan sapu yang dipegangnya. setelah itu si tante yang adalah mama luthfi manggil luthfi. luthfi keluar, ketika kami tanya jawab si luthfi bukan dia yang ngambil uang itu tapi si david, karena dia tadi cabut.
          "kalau begitu si david pelakunya" kata gue. kami pun pergi ke rumah david. sesampainya di rumah david, terjadi perselisihan diantara kami berlima.
            "jam istirahat udah habis, ayo pulang" kata salah seorang teman gue.
            "jangan, kasus ini belum kita pecahkan" kata gue menolak.
            "tapi nanti bu guru masuk, kita bisa kena marah" kata yang lain.
            "tapi masalh ini lebih penting, kita harus bersikap professional!" jawab gue.
            "apa itu professional?" tanya yang satu lagi.
            "gak tau, gue baca itu di komik dan kedengarannya keren, makanya gue bilang" kata gue.
             "pokoknya kami ingin ke sekolah, kami gak ingin kena marah.kami pergi dulu ya." kata yang pertama tadi, diikuti oleh 3 orang lainnya. tinggal gue berdua sama teman gue yang gak bisa nyebut "R'. gue tanya, "kenapa lu gak ikutan pergi?"
              "aku gak ingin ninggalin kamu, aku ingin kita melewati ini bewsama. aku ingin menemanimu hingga akhiw. ayo kita cawi pelakunya." kata dia. kemudian kedua mata kami saling bertatapan, dan kami pun saling berpegangan tangan, lalu gue bilang "terima kasih kevin". yup, kevin adalah cowok. sekarang gue ngerasa hina banget mengingat itu. Namun malangnya, setelah tiba di rumah david, david gak ada di rumah. kami pun memutuskan untuk kembali ke sekolah. dengan tergesa-gesa kami berlari menuju kelas. di depan kelas sudah berdiri 3 orang teman kami tadi. ketika melihat kami berdua, bu guru nyuruh kami ikut berdiri di depan juga.
           lalu kata beliau. "luruskan tangan kalian ke depan, buka telapak tangan, balikkan seperti orang meminta" kami berlima menurutinya. dan bu guru ini mengeluarkan senjata pamungkasnya, rol ukuran 100 cm yang besar. dan kemudian "plak..plak..plak...plak..plak..." telapak tangan kami dipukul dengan rol itu. kalau zaman sekarang udah dianggap pelanggaran HAM tu. anak zaman sekarang cemen. dikit-dikit HAM, walaupun sakit tapi gue ketawa cengengesan karena petualangan yang gue dapatkan hari ini. yahh, pada akhirnya uang 500 perak itu tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Kamis, 30 Oktober 2014

SALAM KENAL

      Assalamu'alaikum, selamat malam bro dan sis. oke, gue mau kenalan dulu.
ini biodata gw,

nama: reyhan respati oriontama.
TTL: Muaro paneh (solok, sumbar) 02 desember 1995.
Pekerjaan: Mahasiswa Psikologi
hobi: travelling, membaca, nulis (sebenarnya hobi gue banyak, tapi cuma tiga ini yg paling gue minati).
status: ehemm..
cita-cita: selfie dengan presiden.

     ini pertama kalinya gue nulis di blog, jadi maklumin aja kalau tulisannya amburegul (*eh amburadul maksudnya), disamping gue juga malas repot-repot ngerapiinnya. Tunggu yang baca banyak dulu ntar gue benahin blognya. hehe...

     alasan bikin blog ini karenaa... sebenarnya udah lama sih pengen bikin blog, tapi baru sempat sekarang. Gue terinspirasi dari bang Radit manusia paling absurd yang gue ketahui. Di blog ini gue bakal nyeritain kisah hidup gue dengan cara yang ringan dan menarik. Gue juga bakalan ngasih tips-tips. Gue harap lo lo pada suka. Gue  juga pengen buktiin kalau blog orang padang juga bisa terkenal. Selama ini gue lihat Cuma blog orang Jawa aja yang populer. Gue pengen membawa blog ini Go Nasional. Hohoho...

    kenapa nama blog ini “Anak Muaro Paneh”? karena Muaro paneh itu kampung kelahiran gue. Muaro paneh itu terletak di Kab.Solok, Sumatera Barat. 7 km dari kota Solok. Setiap gue bilang ke orang lain kalau gue berasal dari Muaro Paneh mereka pasti melihat gue dengan tatapan “huh, anak kampung rupanya.” Hellooo... Muaro Paneh (MP) itu gak seprimitif yang kalian kira. Biasanya orang yang berpikiran seperti ini belum pernah ke MP. MP itu udah maju, kita punya mesjid, pasar, sawah, pertokoan, abang bakso.

     Di MP kita punya pasar sapi yang merupakan pasar sapi terbesar di Sumbar. Sapi-sapi dari seluruh sumbar dibawa ke MP untuk diperjualbelian. Kasihan sapi-sapinya. Bayangkan mereka dipisahkan dengan paksa dari pacar dan anak-anaknya. Apalagi sapi jomblo yang belum sempat pacaran. Udahlah jomblo,dijual lagi. Untung cuma dijual dan dibiarin hidup, tapi kalau dijual trus berakhir di meja pembantaian gimana? Kan kasian. Tidak berpri-kesapian. Kenapa manusia tidak bisa hidup damai dengan sapi? Kenapa kita tidak bisa hidup berdampingan? Kenapa gue membahas ini? ah gajee... udahlah.

      Selain pasar sapi kita juga punya “pasar baruak” atau dalam bahasa Indonesianya pasar monyet. Buat-buat lo yang jones (jomblo ngenes) yang tingkat kejombloannya udah akut banget mungkin pasar ini bisa jadi pilihan. Lo tinggal datang kesini pilih satu bawa pulang. Ntar kalian bisa pergi jalan bareng sambil pegangan tangan, boncengan, nyari kutu bareng buat cemilan, sama-sama nyuapin pisang dan kalau lo beruntung lo bisa dapat “french kiss”, soalnya gue udah coba.

Oke,udah dulu promosi MP nya. Selanjutnya alasan alamat blog ini “reyhanpatih”.
Nama asli gue Reyhan Respati Oriontama. Reyhan artinya “yang disayang”, moga aja ada yang benaran sayang ma gue nantinya. Respati artinya “gagah”, oke, ini gak sesuai kenyataan. Dan oriontama itu gabungan nama ortu gue plus “tama” yang artinya anak pertama. Sayangnya kata “oriontama” dihilangin dari nama gue waktu gue masuk SD. Yang nyuruh hilangin itu guru SD gue. Jadi ceritanya pas gue daftar masuk SD dia nanya nama gue,

     “namanya siapa, nak?” kata ibu SD itu.
      “reyhan respati oriontama, bu” kata gue.
      Lalu ibu SD itu ngelihat ke mama gue dan dengan polosnya bilang,
      “oriontama nya dihilangin aja ya bu. Ntar kepanjangan nulisnya di ijazah”
      Kalau gue ngerti apa yang terjadi waktu itu gue bakalan ngelempar vas bunga yang ada di meja ibu itu ke wajahnya. Padahal sekarang gue suka banget sama nama itu. Kayak nama rasi bintang, “orion”.
       Lalu jawab mama gue, “oke buk”. -____-
       Aahhh... sudahlah.

       Oke sekarang masalah “reyhanpatih” tadi. Hampir setiap gue ngenalin nama pasti bakalan jadi begini,
      “kenalin, nama gue reyhan respati”
      Yang dengar pasti bilang,
      “apa? Reyhan kerispatih? Nama band dong. Lo bisa nyanyi? Nyanyi ‘demi cinta’ dong.”
     Atau,” reyhan merpati? Lo bisa terbang? Lo punya maskapai penerbangan?” dan berbagai pertanyaan absurd lainnya.
      Makanya gue ambil aja kata patih tadi buat jadi alamat blog.
      

     Oke, mungkin itu sedikit perkenalan dari gue. perlu diingat gue gak niat ngelucu disini,gue cuma pengen sharing isi kepala gue. Gue harap gue gak bakalan bosan buat nulis karena gue mudah bosan. Ya walaupun pembacanya sedikit setidaknya dengan nulis gue bisa ngeluarin unek-unek gue. Semoga lo setia ngikutin tulisan gue dan ngasih masukan. Tunggu kelanjutannya.... 

Minggu, 26 Oktober 2014

SILK ROAD

Ditulis tahun 2013....

Genre: history, fantasi, tragedi.
Hutan di gunung mahameru 2013,
          SEMERU, gunung tertinggi di pulau jawa dengan keindahan alamnya,  bunga beraneka warna semerbak bermekaran, hutan pinus dengan baunya yg khas, danau indah nan jernih yang sekarang dikenal dengan nama danau ranu kumbolo seakan menjadi pelepas lelah, tebing-tebing yang menjulang tinggi ibarat dinding pelindung, diseberangnya hamparan bukit pasir yang luas membentang serta udara pegunungan yg bersih dan segar kian menambah kesempurnaan gunung ini.
             namun kisah ini tidak terjadi di zaman sekarang melainkan sekitar 700 tahun kebelakang disaat Indonesia belum ada, yang ada hanyalah kerajaan-kerajaan kecil yang muncul silih berganti, peperangan antar kerajaan tak pernah usai, perebutan kekuasaan dikalangan keluarga kerajaan menambah polemik yang tengah terjadi. Pada zaman ini kerajaan singasari dengan raja terakhirnya kertanegara telah musnah menyusul pemberontakan yang dilakukan keturunan raja kediri yaitu jayakatwang, namun tak lama kemudian kediri mengalami nasib yang sama setelah dikalahkan oleh raden wijaya dengan bantuan pasukan kerajaan mongol. Raden wijaya kemudian mendirikan kerajaan majapahit setelah mengusir pasukan mongol dari jawadwipa.
hutan di gunung Semeru, 1298 Masehi.
            Matahari sudah mulai turun menuju peraduannya di ufuk barat, angin sepoi-sepoi berhembus menggoyang dedaunan, namun hutan disebelah utara danau ranu kumbolo tetap tak bergeming, seperti ada sebuah kekuatan Maha dahsyat yang membuat hutan ini tetap tenang, suara raungan beberapa hewan buas terdengar dari kejauhan, pohon-pohon pinus menjulang tinggi seakan menambah kesan angker hutan ini, memang semenjak dahulu kala gunung semeru dianggap sebagai tempat paling mistis di jawadwipa (pulau jawa), tempat bersemayam para dewa.
            Tiba-tiba entah darimana asalnya sebuah panah muncul membelah udara dan memecah kesunyian hutan ini dengan bunyi desingannya,panah itu berhenti setelah mengenai sasaran dan kini diujung panah tersebut telah tertancap seekor kelinci. dari arah datangnya panah tersebut muncul seorang pemuda gagah berusia sekitar 25 tahun sambil menenteng busur panah, dipunggungnya masih terdapat 4 buah anak panah lainnya yang siap ditembakkan kapan saja, dari pakaian yang dipakainya jelaslah kalau ia bukan orang sembarangan, mungkin dari keluarga bangsawan atau ksatria, sulit membedakannya namun setiap orang yang menatap matanya pasti akan setuju kalau pemuda ini pastilah sudah melewati hidup yang berat.
         Pemuda itu kemudian berjalan menuju buruannya yang sudah terkapar ditanah sambil menyeruak diantara semak-semak yang rimbun menutupi hutan ini.dicabutnya anak panah pada kelinci tersebut dan setelah dibersihkannya ia gabungkan kembali bersama 4 anak panah lainnya.
“maafkan aku sobat, tapi aku juga harus makan agar bisa bertahan hidup” ujarnya. Suaranya berat namun menyiratkan ketegasan.
“suuuiiiitttt...... suuiiitttttt” pemuda itu bersiul, dari kejauhan terdengar suara derap kaki kuda yang lama kelamaan makin dekat. Kini dihadapan pemuda itu telah berdiri dengan gagah seekor kuda jantan bewarna putih. Pemuda itu yang ternyata bernama jayanegara kemudian melompat ke punggung kuda tersebut dan memacunya meninggalkan hutan menuju danau ranu kumbolo. Ia hanya sendiri, tak terlihat pengawal atau orang lain yang bersamanya dan jika dilihat dari caranya yang lihai dalam mengendarai kuda melewati hutan, sepertinya ia sudah tinggal cukup lama di gunung Mahameru sehingga tau mana jalur yg cukup aman untuk dilewati.
            Di tepi danau tersebut di dekat sebuah tanjakan, terlihat sebuah rumah atau lebih tepat disebut sebagai pondok. Disana ia berhenti dan menambatkan kudanya. Pondok itu jika tidak bisa dibilang jelek maka cukuplah sederhana kata yg tepat untuk menggambarkannya, pondoknya sangat kecil, dengan atap dari dedaunan dan ijuk kelapa, dinding dari kayu seadanya yg bisa ditemukan di sekitar danau, sangat jauh dari kata layak. Di sebelah pondok terdapat ladang jagung yang siap dipanen. Jayanegara masuk dan menggantungkan panahnya di dinding di dekat pedang dengan ukiran relif naga yg menghiasi sarung pedangnya.
            Sinar matahari senja benar-benar indah sore ini.cahaya orangennya memantul di permukaan danau ranu kumbolo, memancarkan keindahan tersendiri yg sulit diungkapkan. kini jayanegara telah duduk di depan api unggun yang ia gunakan untuk memanggang kelinci hasil buruannya, kelinci tersebut telah berpindah dari atas api ke genggaman tangannya. suhu dingin wilayah sekitar ranu kumbolo membuat daging kelinci itu tak perlu menunggu waktu lama untuk dimakan, alam telah mendinginkannya secara alami. Hal itu wajar saja karena ranu kumbolo terletak sekitar 2400 m dari permukaan laut yang suhunya pada malam hari bisa mencapai 9 derajat celcius, belum lagi suhu di puncaknya.
“terima kasih atas makanannya” ucap jayanegara.
“pawana, habiskan rumputmu. Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi” sambungnya sambil melihat ke arah kuda putihnya. Pawana, demikian nama kuda itu, meringkik pelan lalu kembali memakan makanannya.
         Matahari kini telah benar-benar hilang digantikan bulan purnama. Langit sangat cerah malam ini, bintang-bintang terlihat jelas, angin sepoi-sepoi berhembus dan di kejauhan terdengar beberapa suara hewan malam. Kini jayanegara telah duduk di sebuah gundukan kecil yang agak tinggi dari tanah sekitarnya menyerupai bukit kecil dan bersandar pada sebuah pohon besar. Ditangannya tergenggam seruling kecil dari bambu, ia meniupnya dan memainkan alunan melodi indah yang menentramkan hati, iramanya sangat menyayat hati bagi siapapun yang mendengar, seperti menggambarkan perasaan pemainnya, seolah-olah menggambarkan perjalanan panjang penuh rintangan namun diujung perjalanan bertemu dengan oase nan subur. Jayanegara memainkannya dengan kesungguhan hati, walaupun sorot matanya tetap sama, sayu. Namun alisnya yg tajam seakan mengisyaratkan kalau ia punya tekad yang kuat hingga mampu bertahan selama ini.   
      Angin yang tadi berhembus sepoi-sepoi perlahan lenyap, dedaunan berhenti bergoyang, riak danau mulai hilang dan suara hewan malam pun mendadak senyap seperti larut dalam irama sendu yang keluar dari seruling jayanegara, ikut memahami kesedihan sang pemain hidup sendirian di alam liar selama ini, Jayanegara, serigala penyendiri. Bahkan pawana kini ikut meringkuk di samping tuannya.
(BACKSOUND: KITARO-SILK ROAD)
         Matahari pagi bersinar terang membangunkan jayanegara dari tidurnya, setelah mandi dan berpakaian ia mengambil pedangnya yang tergantung di dinding pondok dan membawanya keluar. awalnya jayanegara hanya melakukan latihan pernafasan berulang kali, menyesuaikan irama pernafasannya dengan angin, menyatukan dirinya dengan alam. Lalu ia mengambil ancang-ancang, kedua kakinya sedikit ditekuk membentuk kuda-kuda,dan dalam satu tarikan nafas ia mengeluarkan pedangnya dari sarung dengan kecepatan yg sulit diikuti mata dan menyabetkannya di udara, pedangnya seolah memotong udara,  gerakan tersebut dilakukannya berulang kali dengan kecepatan yang luar biasa, entah berapa kali sudah ia lakukan, 800?900? atau 1000 kali? jayanegara terus melakukannya hingga tangannya benar-benar pegal dan tidak sanggup lagi untuk diangkat.
            Setelah dirasa cukup ia pun berhenti dan menuju pohon di bukit kecil dekat pondokannya. Jayanegara berbaring dengan kedua tangannya direntangkan, memandang langit nan biru, merasakan semilir angin melewatinya. Kemudian ia memejamkan mata, merasakan bumi dengan kulitnya, mendengar suara-suara alam, melihat dengan mata yg lain, mata batinnya. Lama jayanegara hanya berdiam seperti itu. Lalu setelah tangannya agak bertenaga lagi ia duduk dan mengeluarkan serulingnya. Kembali ia lantunkan instrumen yg biasa ia mainkan, tenang dan mengalir lembut merasuki jiwa, membuat kekuatannya kembali.
        Matahari mulai tergelincir ketika jayanegara bangun dari tidur siangnya,  ia segera menuju pondok dan mengambil peralatan memancing, lalu duduk di tepi danau berharap agar ada yg memakan umpannya supaya ia tak kelaparan hari ini.
       Hari telah benar-benar sore ketika jayanegara sedang memanjat tebing untuk mengumpulkan rempah-rempah guna dijadikan bumbu dan obat-obatan. Ketika ia melihat ke arah selatan, ke hamparan gurun pasir, jayanegara melihat badai pasir sangat besar sedang melanda wilayah tersebut. Setidaknya ini badai pasir  paling besar yg pernah ia lihat selama tinggal di pegunungan ini.
      Setelah selesai mengumpulkan tanaman yg ia butuhkan jayanegara turun menuju pondok. Hari telah malam ketika ia sampai. Malam begitu gelap dan angin sangat kencang. Berdasarkan pengalamannya selama ini, hujan badai akan datang sebentar lagi. Benar saja, ketika ia telah memasukkan pawana ke kandangnya hujan lebat segera turun, disusl kilat dan petir tak henti-hentinya. Langit seakan mau runtuh dan mengeluarkan semua isinya. Jayanegara hanya bisa meringkuk di pondoknya sambil berharap pondoknya tak hancur diterjang badai.
       Matahari pagi menembus masuk ke pondok membangunkan jayanegara. Setelah badai semalam ia merasa beruntung karena pondoknya tak terbawa angin seperti yg dialaminya beberapa bulan lalu. Setidaknya ia tak perlu bersusah payah membangunnya kembali.
       Jayanegara baru bersiap latihan pedang ketika dia mendengar suara dari arah berlawanan. Hidup lama di alam liar membuat telinganya terlatih mendengar suara sekecil apapun walaupun dalam jarak yg lumayan jauh. Ia segera merubah arah badannya searah dengan datangnya suara lalu mengambil ancang-ancang utk menyerang. Suaranya makin dekat walaupun bergerak perlahan. 125 meter... 100 meter.... 75 meter... 50 meter.... 25 meter... dan dia tepat dihadapan jayanegara. Semak-semak dihadapan jayanegara bergerak, tangan jayanegara mengeras bersiap menghunus pedangnya, pedangnya telah keluar sebagian namun disaat terakhir ia menghentikannya dan memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarung (sarung pedang) ketika ia menyadari bahwa yg muncul bukan musuh. Dihadapannya kini berdiri seorang gadis, mungkin umurnya sekitar 21 tahun yg berjalan denga gontai kearahnya. Wajahnya kusam dan penuh debu, namun mata dan garis wajahnya tidak dapat menyembunyikan kalau ia adalah wanita yg sangat cantik. Pakaiannya menyiratkan bahwa ia dari golongan bangsawan, dengan kain sutra halus yg sepertinya diimpor dari Cina, gelang emas  dan kalung khas keluarga kerajaan menghiasi lehernya. gadis itu berjalan tertatih menuju jayanegara namun tak sampai bebeapa lagkah dia pingsan tapi jayanegara telah siap menyambutnya. Jayanegara segera membawanya ke pondok dan membaringkannya di tempat yg ia sebut dipan. Ia menaruh tangannya dikening gadis tersebut. Panas. Sangat panas. gadis ini terserang demam hebat. Jayanegara mengompresnya dengan kain basah. Lalu ia mengambil rempah-rempah dan segera meramunya untuk dijadikan obat.
         Selama beberapa hari gadis itu tetap belum sadar dan selama itu pula jayanegara selalu merawatnya, setiap hari ia memasukkan ramuan obatnya ke mulut gadis tersebut, melap wajahnya dan menunda kegiatan berburunya dengan hanya memakan jagung yg telah dipanen.
Akhirnya pada suatu pagi gadis itu sadar dan kata yg pertama kali terlontar dari mulutnya adalah,
“dimana aku?”. Dia kemudian duduk, di sampingnya tak ada seorangpun. Dia mendapati dirinya di sebuah pondok kumuh. Dia mencoba mengingat apa yg telah terjadi, namun kepalanya terasa sangat sakit. Lalu dia mencoba berdiri walaupun dengan susah payah dan berjalan keluar. Diluar dia terkejut melihat seorang pemuda yang sedang menenteng karung berisi rumput menuju kearahnya. Ketka jayanegara melihat si gadis berdiri dihadapannya dia berhenti dan menurunkan karungnya.
“syukurlah kamu sudah sadar” ucap jayanegara datar.
“siapa kamu? Dan kenapa aku bisa ada disini?” Jawab si gadis.
“justru aku yg harus bertanya, apa yg membuatmu cukup berani hingga sampai di gunung mahameru?”
“mahameru?” mendengar kata mahameru ini kepala gadis itu terasa sakit, lalu bayangan-bayangan melintas di kepala gadis tersebut, ingatannya kembali! Dia terduduk.
“sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?” sambung sang gadis.
“4 hari, dan selama itu kamu terus menggigau”
“apa ada orang yg datang ke sini setelah aku?”
“tidak ada. Apa sekarang kamu bisa menceritakan alasan kenapa kamu bisa berada disini?”
“tidak. Aku tidak bisa menceritakannya kepada orang yg belum kupercaya.” Jawab gadis itu ketus.
“hoho, jawaban yg cukup kejam. apalagi diucapkan kepada orang yg telah menyelamatkanmu. Sejujurnya aku tidak begitu peduli dengan masa lalumu, aku hanya ingin tau kamu ini ancaman atau bukan. Kalau kamu sudah merasa sehat silahkan pergi.” jawab jayanegara santai.
“tunggu, biarkan aku tinggal disini. Akan aku ceritakan alasan aku berada disini. Aku benar-benar membutuhkan pertolonganmu.” Sergah si gadis.
“mulailah bercerita” kata jayanegara sambil duduk disamping gadis itu menghadap ke danau.
“namaku dewi kumala, aku berasal dari majapahit. Karena melakukan suatu kesalahan besar aku harus melarikan diri meninggalkan majapahit. Namun upaya ku untuk melarikan diri tidak semulus itu. Aku dikejar oleh prajurit kerajaan. Mereka ada banyak. Aku beruntung karena kuda yg kutunggangi sangat cepat. Aku terus memacu kudaku menjauhi majapahit hingga akhirnya aku sampai di kaki gunung Mahameru ini. aku mendengar kabar bahwa gunung ini sangat keramat, tidak seorangpun yg berani mendaki kepuncaknya. Tapi aku tak punya pilihan lain. Lalu aku turun dari kuda dan memukul kudaku agar terus berlari ke arah yg berlawanan dari mahameru. Aku harap itu bisa mengecoh mereka beberapa hari. Namun belum cukup sampai disitu, seakan para dewa marah akibat aku masuk tempat keramat, tiba-tiba badai pasir mucul. Aku berjuang sekuat tenaga melewatinya karena untuk kembali lagi sudah tidak mungkin. Walaupun aku sudah menutup wajahku dengan selempang tapi debu tetap masuk ke mata, mulut, telinga dan hidungku. Aku kesulitan bernafas. Rasa letih dan lelah akibat perjalanan membuatku linglung. Kuputuskan untuk tidak menyerah. Aku harus tetap hidup. Hingga akhirnya aku selamat dan ditolong olehmu. Jadi kumohon izinkan aku tinggal bersamamu. Aku tidak punya sanak saudara lagi diluar sana.” Ucapnya mengakhiri cerita.
“dia melewati badai pasir sendirian” batin jayanegara.
Lama jayanegara terdiam, lalu dia berkata,              
“baikah. Tapi jangan harap kamu akan hidup nyaman. Kamu harus bekerja”
“terima kasih....... hmmm, kalau boleh tau siapa namamu?”
“apa pentingnya namaku buatmu?”
“aku hanya malas memanggilmu dengan sebutan “pemuda” setiap saat.”
“namaku jayanegara”
“ rasanya aku pernah mendengarnya di suatu tempat” batin dewi kumala.
“kalau begitu kau bisa mulai pekerjaan pertamamu dengan memanen jagung-jagung itu. Aku belum sempat memanen semuanya karena merawatmu”
“apa? Langsung disuruh kerja?” dewi kumala tak terima.
“lalu apa? Kau pikir aku akan membiarkanmu berbaring seharian?”
“issshhh... apa sifatmu memang selalu dingin seperti ini? pantas saja kamu hidup sendirian” ucap kumala sambl berlalu pergi menuju ladang jagung.
“kamu tidak tau apa-apa tentangku” kata jayanegara ketika dewi kumala telah berlalu. Ia lalu mengambil karung rumput dan membawanya menuju kandang pawana.
Mereka berduapun sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Hampir tengah hari ketika dewi kumala datang menemui jayanegara.
“aku ingin mandi, badanku sudah gerah dan dekil” kata dewi kumala.
“Lalu apa? Apa kau ingin aku menemanimu?” jawab jayanegara sinis.
“bukan begitu, mesum. Setidaknya kau bisa menunjukkanku tempat yg tertutup dan aman dari binatang buas.”
“kau bisa pergi sedikit ke ujung sana. Disana lumayan rimbun dan pemandangannya indah. Jika kau beruntung kau hanya akan bertemu dengan beberapa ekor  tupai dan katak yg akan mengintipmu” jayanegara menunjuk ke tempat yg dimaksud.
“ku harap kataknya tidak beracun” kata dewi kumala sambil beranjak pergi.
Dewi kumala sampai ke tempat yg dikatakan jayanegara. Jayanegara benar, tempat itu sangat indah dengan tebing-tebing tinggi yang melindunginya, ladang bunga di sebelah timur, pepohonan pinus dan puncak gunung yg terlihat menawan dari sini. Dewi kumala segera melepaskan pakaiannya dan turun ke air. Dingin dan menyegarkan. sudah lama sekali rasanya ia tidak menyentuh air. Dewi kumala membersihkan kotoran disekujur  tubuhnya. Danau yg jernih membuat  Ia bisa melihat dasar danau. Di pepohonan terlihat burung  berwarna biru yg ia tak tahu namanya. Burung itu berkicau atau lebih tepatnya terdengar seperti menyanyi. Tak lama kemudian teman burung itu datang. Mereka saling sahut menyahut membentuk irama. Ditambah suara katak dan riak danau, makin membuat danau ini jadi sempurna. Tiba-tiba ia mendengar suara gemerisik dari pohon dibelakangnya, ketika dewi kumala menoleh ke belakang ia terpekik...............
“KYAAAAAAAAA..............”
Jayanegara yg mendengar suara teriakan dewi kumala segera berkata,
“uppssss.... sepertinya aku lupa memberi tahunya kalau disana juga tempat favorit kera untuk minum” kata jayanegara tanpa rasa bersalah.
Tak beberapa lama kemudian, dewi kumala datang.  Kini dia telah menjelma dari gadis kumuh menjadi gadis cantik. Jayanegara yg melihatnya terpana.
“apa kamu sengaja tidak memberitahuku mengenai kera-kera itu?” tanya dewi kumala menyadarkan jayanegara.
“aku ingin pergi berburu, jika kamu terlalu lapar makanlah jagung sambil menunggu aku kembali” jayanegara mengalihkan pembicaraan.
“seumur hidup aku belum pernah makan jagung. jagung hanyalah makanan untuk kelas bawah. Aku ingin daging. Lagi pula aku tidak akan tinggal disini sendirian. Pengejar itu bisa datang kapan saja, belum lagi binatang buas yg bisa memangsaku setiap saat. Kumohon bawa aku” pinta kumala.
“Tapi aku tidak mau menyiksa pawana dengan beban 2 orang”
“kalau begitu kamu bisa jalan kaki”
“apa? Kupikir perjalanan panjang bisa merubah sikap manja anak bangsawanmu, ternyata tidak.” Balas jayanegara sambil menggelengkan kepala.

Setelah mengambil busur dan mengisi kendi air mereka berdua berangkat. Jayanegara berjalan kaki sambil memegang tali kekang pawana. Dewi kumala bernyanyi di sepanjang perjalanan.
Sesampainya di hutan jayanegara menambatkan kudanya. Mereka melanjutkan perburuan dengan berjalan kaki.
“hutan yg gelap. Apa disini ada babi hutan?” tanya dewi kumala.
“tidak, tapi disini ada harimau.”
“itu lebih buruk tau...”
“ssttt... suaramu bisa membuat buruan kita lari” cegah jayanegara.
Selang beberapa lama kemudian mereka melihat kelinci. disaat jayanegara sudah bersiap memanah, “kreek”. Kumala menginjak ranting patah dan sukses membuat kelinci itu kabur.
“terima kasih” sindir jayanegara.
“uppsss.. maaf”
Tak lama kemudian buruan yg lain datang. Mereka melihat seekor burung yg terbang lalu hinggap disebuah pohon. Disaat jayanegara hendak memanahnya dewi kumala mencegahnya. Ternyata burung itu membawa cacing diparuhnya untuk diberikan pada anak-anaknya.
“aku mau makan jagung saja” kata dewi kumala. Merekapun kembali.
Malamnya mereka duduk di bukit kecil. Jayanegara mengeluarkan serulingnya dan memainkan lagi favoritnya. Dewi kumala mendengarkannya. (BACKSOUND: KITARO-SILK ROAD)
“apa kamu yg membuat lagu itu?” tanya kumala begitu lagunya berakhir.
“ya, begitulah.”
“Sangat indah sekaligus menyayat hati. Alampun terdiam mendengarkannya.  Oh ya, mengenai harimau tadi apa kamu pernah melihatnya?”
“pernah satu kali, ketika aku mengambil air di sungai saat berburu”
“benarkah? Apa dia menyerangmu?”
“tidak, sepertinya dia tidak melihatku sebagai ancaman. Aku rasa harimau itu bukan harimau sembarangan, mungkin dia yg menjaga gunung ini. selama kita tidak membuat onar di gunung ini maka kita akan aman.”
Mereka berdua lalu diam dan memandang ke langit. Bulan terlihat lebih besar. Mungkin karena mereka berada di tempat yg tinggi maka bulan terlihat seperti itu. Hampir tak ada satu ruang kosong dilangit yg tanpa bintang.
“aku ingin selamanya begini, hidup denganmu di gunung ini hingga kita tua dan aku akan merasa aman karena kamu selalu melindungiku” Dewi kumala merebahkan kepalanya di pundak jayanegara. Begitulah percakapan malam itu berakhir.
Keesokan harinya sebelum matahari terbit  jayanegara membangunkan dewi kumala. Dewi kumala segera berdiri dan mengambil sikap siaga,
“ada apa? Apa mereka datang?”
“tidak, aku ingin membawamu ke suatu tempat.”
Jayanegara menggandeng tangan dew kumala. Mereka berjalan menjauhi danau menuju puncak, hingga tiba disebuah tanjakan jayanegara berkata sambil tetap berjalan,
“jika kamu bisa sampai diujung  tanjakan ini tanpa melihat kebelakang maka kamu akan bisa bersama orang yang kamu cintai dan cintamu tidak akan bisa dipisahkan.”
“benarkah? Siapa yg mengatakannya?” tanya dewi kumala heran.
“aku. Aku yang mengarangnya dan aku harap akan menjadi kenyataan”
“kalau begitu aku tidak akan melihat kebelakang”
Mereka berhasil melewatinya tanpa melihat kebelakang. Setelah sampai dipuncak  tanjakan mereka jalan beberapa ratus meter lagi hingga tiba di tepi jurang. Jayanegara berhenti dan berkata,
“lihatlah keagungan tuhan. Telu... loro... siji.......”
Matahari pelan-pelan muncul dari balik gunung dan awan terasa di bawah mata kita. Bagaikan mengawang di atas gunung.
“aku ingin waktu berhenti sekarang juga. Aku takut kita tidak bisa seperti ini lagi” kata dewi kumala lirih.
Paginya mereka beraktifitas seperti biasa, dewi kumala sudah tidak terlalu manja lagi. Jayanegara berlatih pedang, dewi kumala membersihkan pondok. Setelah itu mereka pergi memancing, dewi kumala mendorong jayanegara hingga tercebur ke danau, lalu mereka memberi makan pawana dilanjutkan dengan memetik bunga untuk ditanam di dekat pondok, setelah itu mereka duduk di bukit sambil mendengarkan alunan musik dari seruling jayanegara.
Menjelang sore jayanegara berkata,
“kau mau ikut mengambil rempah-rempah ke tebing sana?” ajak jayanegara.
“baiklah.”
Mereka mendaki tebing yg terjal. Akhirnya mereka sampai ke tempat yg dituju. Ketika jayanegara mengumpulkan rempah-rempah, dia melihat ke arah gurun pasir lalu dia berkata kepada dewi kumala,
“sepertinya kita harus turun.”
“kenapa?” tanya kumala.
“itu.... mereka datang!” jawab jayanegara datar sambil menunjuk kearah gurun pasir.
Di gurun pasir telah berdiri beberapa tenda.
“kenapa mereka berkemah disana?” tanya kumala.
“kurasa mereka terlalu lelah untuk mendaki keatas. Tapi menurut perkiraanku, mereka akan tiba paling lambat besok pagi di pondok kita.”
Malamnya mereka berdua duduk dibukit dalam diam. Tidak ada yg mau berbicara. Hingga akhirnya hening dipecahkan oleh dewi kumala,
“aku menyukaimu” katanya sambil memandang wajah jayanegara.
“kenapa kamu menyukaiku? Padahal kita baru bertemu”
“apa cinta butuh alasan?” dewi kumala menanya balik.
“huh, kamu memang pintar memainkan kata-kata”
“satu hal lagi, sebenarnya belum semuanya aku ceritakan padamu.  Alasan aku kabur adalah karena ayahku raden wijaya memaksaku menikah dengan seorang pangeran dari cina untuk memperbaiki hubungan kerajaan kami. Padahal aku tidak menyukainya. Benar. Aku adalah putri dari kerajaan majapahit. Putri dari raden wijaya. Aku sudah mengatakan semuanya padamu. Maukah kamu menceritakan asal usulmu hingga tiba di semeru ini? ” ujar dewi kumala terus terang.
Jayanegara menghela nafas, kemudian berkata,
“aku anak jayakatwang, orang yang dibunuh ayahmu.”
“APA? Pantas aku rasanya pernah mendengar namamu. Lalu... apa kamu akan membunuhku untuk membalaskan dendam ayahmu?” dewi kumala tersontak kaget.
“bodoh, mana mungkin aku menyakiti gadis yg aku cinta? Balas dendam hanya akan melahirkan balas dendam yg baru. Ayahku pun dahulu membunuh kertanegara karena balas dendam atas terbunuhnya tunggul ametung di kediri di masa lalu. Lalu ayahmu membalas dendam atas kematian kertanegara. Lihat? Jika diteruskan tidak akan pernah usai. Ibarat lingkaran setan yg tak akan pernah berakhir. Satu-satunya hal yg aku sesali adalah karena lari dari pertempuran. Aku terlalu takut untuk bertempur dan setidaknya mati secara terhormat. Bahkan aku menyaksikan ayahku sendiri tewas dihadapanku. Lalu aku pergi ke semeru ini berharap agar menjadi lebih kuat. Semenjak saat itu aku seperti kehilangan semangat hidup, aku hanya menginginkan kekuatan agar jadi lebih kuat. Aku hanya peduli pada diriku sendiri. Hingga akhirnya kau datang. Aku merasa kembali hidup.”
“apa kamu yakin bisa mengalahkan mereka?”
“aku akan mencoba”
“kenapa kita tidak kabur saja? Kita bisa hidup berdua di tempat lain. Kau bisa jadi petani dan aku akan menjual hasil panen di pasar. Kita menikah lalu Mempunyai anak dan bersama hingga maut memisahkan kita.” Ucap dewi kumala lirih.
“tidak, kita harus akhiri ini sekarang. Jika kita kabur, mereka akan terus mengejar kita dan kita akan terus hidup dalam bayang-bayang ketakutan. ” jawab jayanegara sambil berdiri.
Mereka kembali ke pondok untuk tidur, namun tak ada satupun dari mereka yg bisa.
Matahari telah terbit dan jayanegara telah bersiap dengan baju perangnya. Pedangnya telah ia asah dan panah telah ia siapkan.
“tinggallah di pondok ini sementara waktu, aku akan mengalihkan mereka ke dalam hutan. Disini terlalu terbuka untuk melakukan peperangan.” Ucap jayanegara.
“tidak, aku ikut bersamamu. Aku takut kau tidak akan kembali.”
“jangan. Terlalu berbahaya. Percayalah aku pasti kembali.”
(BAKSOUND: PASTO-AKU PASTI KEMBALI)
“mereka datang. Baiklah aku berangkat” sambung jayanegara sambil naik ke atas pawana.
Walaupun jarak mereka masih jauh tapi jayanegara mampu mendengarnya.
500meter...400... 300..200...100, di depan. Jayanegara memacu kudanya. Dari derap kudanya dia dapat menghitung musuhnya berjumlah 10 orang. Mereka muncul, tepat seperti perkiraan jayanegara. Mereka berjumlah 10 orang, tapi kini menjadi 9 orang karena satu orang telah jatuh dipanah jayanegara.
“tangkaapp diaa...” teriak seseorang yg mungkin pemimpinnya.
            Jayanegara memacu pawana  menjauhi pondok. Dia merubah duduknya hingga menghadap kebelakang dan berhasil  memanah satu orang lagi. 8 orang lagi. Kini mereka telah jauh berada di dalam hutan. Jayanegara  melompat dari kudanya dan membiarkan pawana melaju hingga hilang dari pandangan. Dia lalu bersembunyi disalah satu semak-semak. Sesaat kemudian,mereka muncul. Jayanegara tetap diam hingga pengejar terakhir muncul dia segera melompat menuju musuh dan berhasil menjatuhkan lawannya. Dengan sekali tebasan musuh tersebut sukses kehilangan kepalanya. Penyerang lainnya yg berada dihadapan kawannya yg telah mati segera sadar dan memberi tau temannya.
“dia dibelakang” teriaknya.
           Namun itu menjadi kata-kata terakhirnya karena setelah itu sebuah panah menancap ditenggorokannya. Lawannya yg lain berbalik arah dan membentuk barisan lurus. 2 orang yg paling depan segera membidikkan panah mereka kearah jayanegara. Jayanegara segera berlindung dibelakang tubuh orang yg ia panah tenggorokannya sambil terus merangsek maju. Panah hanya menghujam tubuh mayat itu.  Saat mereka bersiap memanah kembali jayanegara berguling ke depan. Panah hanya lewat diatas kepala jayanegara. Jayanegara langsung menyabetkan  pedangnya ke kaki kuda seorang pemanah. Kuda tersebut terperosok dan menjatuhkan penunggangnya, disaat itu jayanegara langsung menghujamkan pedangnya ke dada si penunggang. Penunggang berubah nama menjadi mayat. Pemanah yg masih hidup kembali mencoba memanah, namun dia kalah cepat dengan jayanegara. Jayanegara melempar pedangnya hingga tepat menancap diantara kedua mata pemanah tersebut.
Tiga orang temannya yg hanya menyaksikan dari tadi segera turun dari kudanya dan menghunus pedangnya, lalu mengelilingi jayanegara.
“tiga lawan satu? Ho ayolahh.. ini tidak adil” ucap jayanegara.
               Jayanegara mencabut pedangnya dan bersiap. Serangan pertama datang dari kanan. Prajurit itu mengayunkan pedangnya kearah leher jayanegara, jayanegara segera menangkisnya, tapi serangan kedua dari depan  segera menyusul, mengarah langsung ke perutnya, kali ini jayanegara memiringkan tubuhnya sedikit ke kiri dan memukul punggung pedang lawan. Kalau jayanegara berhasil menghalau serangan pertama dan kedua tapi tidak dengan serangan ketiga. Serangan ketiga berhasil menyabet pinggangnya menembus baju perangnya. Darah sedikit keluar. Jayanegara dengan sigap berguling ke belakang  mengatur jarak. Dia kini memejamkan mata dan menajamkan pendengarannya. Dia merasakan angin dari sebelah kiri, dia mundur satu langkah dan memutarkan badannya lalu mengayunkan pedangnya, ketika dia membuka matanya kepala lawannya telah hilang. Jayanegara kembali mundur lalu dia bersiul. Tak lama kemudian datang pawana yg segera menyerang prajurit kedua dari belakang. Alhasil prajurit kedua langsung tewas dengan tengkorak remuk disepak kuda. Melihat kedua temannya mati prajurit ketiga kehilangan konsentrasi, dia menyerang dengan membabi buta. Kedua pedang mereka beradu, saling menangkis dan menyerang, hingga pada suatu kesempatan prajurit itu berhasil menggores lengan jayanegara dan menendang perutnya hingga terjatuh. Disaat prajurit itu akan menyudahi jayanegara, jayanegara segera mengambil tanah dan melemparkannya ke mata prajurit tersebut. Prajurit itu menutup matanya dan kesempatan yg sepersekian detik itu dimanfaatkan oleh jayanegara untuk menyerang. Dia berguling ke depan dan menusuk perut prajurit itu hingga tembus ke punggung. Prajurit itu menutup mata untuk selama-lamanya.
         Semua musuh telah tewas. Ini sudah berakhir. Tapi jayanegara merasa ada yg salah. Intuisinya yg tajam mengatakan ini belum berakhir. Benar, dia melakukan kesalahan. Dengan orang terakhir  yg dia bunuh tadi maka baru 9 orang yg telah tewas. Masih ada satu orang lagi. Terlambat, tepat saat jayanegara membalikkan badan satu panah menancap dipahanya. Dia berlutut dengan satu kaki. Penyerangnya yg merupakan komandan musuh keluar dari tempat persembunyiannya.
“sepertinya pertempuran tadi membuatmu lelah sehingga tidak menyadariku. Dimana dewi kumala? Serahkan kepada kami. ini titah raja. Kalau kau menyerahkannya maka kau akan mendapat imbalan.” Kata komandan pongah.
“bukan cinta lagi namanya kalau sudah diperjualbelikan” ucap jayanegara seraya bangkit dan menyerang musuh.
Pedang mereka beradu menimbulkan percikan api dan berdenting sangat keras. Mereka saling menyudutkan tapi tak ada yg mau mengalah. Saling mengincar kelemahan lawan. Kaki jayanegara yg luka membuat kecepatannya menurun. Mereka sudah bertarung sangat lama. Komandan musuh memfokuskan serangan ke bagian yg luka. Darah yg keluar dari luka panah semakin banyak. Membuat gerakan jayanegara menjadi lamban dan mudah dibaca hingga akhirnya pada satu kesempatan komandan musuh berhasil  menendang kaki jayanegara yg luka. Jayanegara mengerang kesakitan dan terduduk. Pedangnya berhasil dijatuhkan.
“ayolahh... aku harus membawa gadis itu agar diperbolehkan pulang. Jika tidak mendapatkannya aku akan dihukum mati.” Kata komandan.
“pertempuran bisa terjadi karena 2 pihak memperjuangkan sesuatu yg ia anggap benar. Jadi jika kamu mati setidaknya kamu mati terhormat” jawab jayanegara.
Jayanegara mencoba menggapai pedangnya namun pedang komandan musuh menancap ditelapak tangannya. Sekali lagi dia mengerang kesakitan. Komandan musuh mengeluarkan kerisnya dan menghunusnya ke arah jantung jayanegara lalu berkata,
“kata-kata terakhir?”
Jayanegara telah pasrah. Namun disaat terakhir dari balik semak-semak melompat seekor harimau kearah komandan musuh. Komandan musuh berteriak histeris minta tolong, tapi percuma. Harimau itu telah mengoyak tubuhnya dan menyeretnya kedalam rimba. Jayanegara merasa beruntung sekali.  Dia mencabut pedang dari telapak tangannya sambil menahan sakit, kemudian memanggil pawana dan segera pulang. Tapi dia merasa pusing sekali, seluruh persendiannya terasa lumpuh. Padahal lukanya tidak seberapa. Hanya ada satu kemungkinan, dia lalu mencabut panah dari pahanya, melihat ujung panah dan benar sesuai dugaannya. Namun dia harus kuat, dia telah berjanji untuk pulang. Ketika sampai di pondok dia terjatuh dari kuda. Kumala yg telah menunggunya segera berlari ke arahnya.
“jayanegara bertahanlah. Aku akan mengambilkan obat-obatan untukmu.”
“mereka telah tewas kumala. Kita menang. Namun aku terkena panah beracun. Aku kenal racun ini, ini racun mematikan yg tidak ada penawarnya. Racun dari daerah borneo”
“tidak... tidak mungkin, pasti ada yg bisa aku lakukan” kata kumala yg mulai menangis.
“tidak apa kumala, aku punya permintaan padamu. Bawa aku ke tanjakan yg waktu itu.”
Kumala kemudian memapah jayanegara mendaki tanjakan.
“aku pernah mendengar cerita dari saudagar arab ttg seorang pria bernama achilles yg meninggal pada saat perang troya hanya karena tumitnya terkena panah.” Kata jayanegara.
“sudahlah, jangan banyak bicara. Kau akan tetap hidup. Aku tak bisa hidup sendiri tanpamu.” Kumala terisak.
Mereka berhasil sampai ke ujung tanjakan tanpa melihat kebelakang. Lalu kumala mendudukkan jayengara.
“aku selalu merepotkanmu, tapi kamu tetap menolongku. Rela jalan kaki dan aku naik kuda, rela mencarikan kapas ketika aku bilang tempat tidurnya tidak nyaman, mau menemaniku memetik bunga, mengajariku memancing sementara tidak ada yg bisa kuberikan padamu.”  Air mata kumala mengalir begitu deras.
“kau memberiku hidup. Itu lebih dari cukup.” Jayanegara tersenyum untuk pertama kalinya semenjak kumala datang.
“aku tidak mau cinta kita berakhir seperti ini. jayanegara, kau percaya reinkarnasi?”
 “tidak, tapi aku percaya cinta yg tulus akan tetap abadi walau melewati berbagai zaman.” Setelah mengatakan itu jayanegara menutup matanya untuk selama-lamanya. Kumala memeluknya. Air matanya terus keluar tak percaya bahwa mereka dipisahkan seperti ini. satu-satunya alasan dia untuk hidup telah hilang. dia tak beranjak dari tempat itu, dia tak makan dan tak minum. Selama itu dia tetap menangis. Pada hari keempat kumala meninggal diakibatkan kesedihannya yg mendalam.
Waktu terus berlalu, selama itu tidak ada yg mendaki ke gunung semeru, hingga akhirnya pada tahun 1830 diadakan ekspedisi oleh belanda ke gunung semeru. Di tanjakan tersebut mereka menemukan 2 buah kerangka yg saling berpelukan. Kemudian mereka dimakamkan secara layak dikawasan semeru. Mulai dari situ maka dibuatlah mitos tentang “Tanjakan Cinta” yg populer dikalangan pendaki semeru hingga kini.
                                 EPILOG
Jalan menuju ranu kumbolo, semeru, 31 desember 2013,
“lo tau kan kalau gue malas banget mendaki gunung” kata seorang cewek dengan wajah cemberut.
“kumala... jangan gitu dong. Ini kan baru pertama kalinya lo mendaki, tunggu sampe lo liat pemandangan di ranu kumbolo. Satu lagi, kabarnya pemandu kita untuk kepuncak nanti adalah cowok ganteng yg udah terkenal sebagai pemandu di semeru ini.” Kata cewek di sebelahnya.
“aku tidak tertarik” jawab kumala ketus.
“makanya kamu sampai sekarang belum pernah punya pacar” temannya ngeledek.
Sesampainya mereka di ranu kumbolo.........
“lihat indah kan?” kata teman kumala.
“tunggu... danau ini rasanya aku sudah pernah kesini. Aku merasa sudah sangat kenal dengan danau ini” batin kumala.
“itu pemandu yg gue bilang ke lo kumala? Ganteng kan?”
        Ketika kumala melihat pemandu yg dimaksud dia terdiam. Agak jauh di hadapannya berdiri seorang   pemuda yg tengah menjelaskan tentang rute yg akan ditempuh menuju puncak. Ditelapak tangannya ada bekas luka melintang. Tepat pada saat yg sama, pemuda itu juga melihat kumala. Mata mereka bertatapan. Tiba-tiba kumala merasakan sakit kepala yg hebat, dia memegang kepalanya.
“kamu kenapa kumala? Kamu sakit, kalau sakit beristirahatlah ditenda. Sebentar lagi pendakian akan dilanjutkan  ke puncak. Kamu tunggu saja di tenda sampai aku kembali” kata temannya sambil memapah kumala ke tenda.
        Kumala berbaring dan berusaha mengingat wajah pemuda itu. Wajah yg tidak asing rasanya walaupun mereka belum pernah bertemu. Dan bekas luka itu...... ketika dia memejamkan mata bayangan-bayangan melintas di pikirannya. Majapahit. Kuda. Pengejar. Semeru. Badai pasir. Danau. Pondok. Tanjakan cinta. Pertempuran. Luka. Racun. JAYANEGARA! Ingatan masa lalunya kembali. Dia segera bergegas keluar tenda, rombongan kini sedang mendaki tanjakan cinta. Di depannya ada pemuda itu. Dia mengejarnya. Air mata mengalir dipipinya. Tepat diujung tanjakan kumala memegang tangan tersebut dan berkata,
“jayanegara?” dia tak kuasa menahan tangis.
Pemuda itu melihat wajah kumala lantas berkata,
“ya kumala. Ini aku..” suaranya masih tetap sama, datar dan tegas.
“apa kau menungguku selama ini? “
“iya... butuh 700 tahun untuk kita bertemu. Dan aku menemukanmu sekarang”
“terima kasih jayanegara.... terima kasih karena telah menungguku.”
kau percaya reinkarnasi?” tanya jayanegara.
“tidak, tapi aku percaya cinta yg tulus akan tetap abadi walau melewati berbagai zaman.”
Mereka berpelukan.
THE END.