Sabtu, 04 April 2015

Marapi 2.891mdpl

Selamat malam mblo? Sudah makan? Makan apa? Makan perasaan?  T.T
Sebenarnya malam ini ada gerhana bulan total, tapi karena hujan ga keliatan. Padahal gue pengen banget liatnyaa.. ya udahlah.
Oke, malam ini gue mau cerita tentang pendakian kedua gue ke MARAPI. Setelah pendakian pertama yang kurang sukses, gue berniat kembali untuk mendaki. Kali ini gue berangkat bareng teman-teman SMA gue karena mereka kebetulan juga lagi libur waktu itu.
Kami yang berangkat ke marapi ada 5 orang. Berbeda dari cerita sebelumnya yang pake nama samaran, kali ini gue pake identitas asli teman-teman gue yang pergi. Berikut ini gue kenalin personelnya satu persatu....
yang pertama Agung, anak teknik informatika Universitas Padjajaran (UNPAD) , biasanya ketika SMA kalo ada acara jalan-jalan dialah pencetusnya. Dia sangat bersemangat dengan pendakian ini. agung berencana melakukan pendakian ketika kembali ke Jatinangor, jadi dia menganggap pendakian ke marapi ini sebagai latihan.
Yang kedua ada Zakhwan, anak Teknik Mesin Universitas Andalas (UNAND), dulu waktu baru kenal dia super pendiam, ternyata aslinya dia gila dan kocak, di masa SMA zakhwan adalah teman gue dalam melakukan hal-hal absurd. Ketika kami ngajak dia buat ikut pendakian ini, dia mau-mau aja.
Selanjutnya Syafril, atau kami biasanya manggil Ajo (nama panggilan buat orang Pariaman). Ajo ini kuliah di Teknik Lingkungan UNAND, biasanya dia paling susah diajak jalan-jalan, tapi kali ini dia mau ikut, hobinya futsal.
Lalu ada habib, teman sejurusan gue di Psikologi Universitas Negeri Padang (UNP) sekaligus teman seranjang, eh maksudnya teman sekamar gue di kos an. Dia dulu sekolah di MAN model Padang.
Dan terakhir gue....
Kami berempat berangkat dari Solok hari Rabu, tanggal 28 Januari 2015, sementara Habib menunggu di Bukittinggi. Sebenarnya kami akan berangkat hari sabtu minggu lalunya tapi karena cuaca ga mendukung perjalanannya kami undur jadi Rabu. Karena kami mengundur perjalanan, tenda yang rencana akan kami sewa di solok telah disewakan kepada orang lain. Maka kami putuskan untuk menyewa tenda di kotobaru, suatu daerah sebelum menuju pos pendaftaran. Setibanya disana ternyata tempatnya tutup. Harapan terakhir kami di Bukittinggi. Kalo ga ketemu tempat penyewaan tenda, bisa-bisa rencana pendakian ini batal. Untungnya kami berhasil menemukannya di daerah ngarai, tenda dengan kapasitas 4 orang (walaupun kami berlima) dengan harga 40rb untuk 24 jam. Setelah mendengar beberapa petuah dan nasehat dari pemilik tenda kami berangkat menjemput habib di kos gue.
Setiba di kos hari telah malam, pendakian memang malam hari rencananya akan kami lakukan. Di kos kami makan dulu. Pukul 21.30, Setelah membeli beberapa air mineral (3 botol ukuran 1 liter untuk satu orang), biskuit dan roti kami berangkat ke kotobaru, lalu belok kiri di pasarnya kalau dari bukittinggi, kami menuju pos pendaftaran.
Biaya administrasinya 7rb per orang dan 10rb per motor. Setelah mendaftarkan nama dan membayar biaya adminstrasi, petualangan pun dimulai. Kami mulai menuju pos satu. Untuk kondisi geografis Marapi mungkin ga akan gue jelasin panjang lebar lagi karena udah gue bahas di pendakian pertama, cerita sebelumnya. Sesampai di pos satu kami beristirahat sebentar, dan pukul 11 malam kami mulai memasuki hutan lebat menuju puncak. Diantara kami berlima hanya gue dan habib yang pernah mendaki. Itupun baru satu kali. Sebenarnya kami agak nekat juga pergi mendaki.
Agung berinisiatif berjalan paling depan, walaupun belum pernah mendaki. Gue udah ngasih saran ke agung, yang harus dia lakukan hanya mengikuti jalur yang ada. Belum beberapa lama berjalan gue minta istirahat. Sialan, berbeda dari pendakian pertama, kali ini gue lebih cepat lelah. Kata zakhwan mungkin karena rasa ingin tahu gue udah ga sebesar pendakian pertama. Beberapa kali gue minta istirahat. Akhirnya gue ngerti perasaan Halim(nama samaran) di pendakian pertama.
Setiap ada jalan yang bercabang, gue ngasih tau ke Agung jalan mana yang harus diambil. Seingat gue ketika mendaki Marapi, ketika ada jalan bercabang, lu harus ngambil yang kanan terus, kecuali di satu tempat yang lu harus ambil kiri.
Belajar dari pengalaman sebelumnya kali ini kami punya cukup senter. Walaupun begitu sekeliling kami tetap gelap, kami harus berhati-hati memilih jalan. Bayangkan kami berjalan dini hari di tengah hutan yang gelap, mana sepi lagi, ga ada pendaki lain. Gue sempat melihat bayangan-bayangan menyeramkan, yang gue anggap Cuma halusinasi gue ato bayangan ranting pohon. Ternyata zakhwan juga melihatnya, dia menceritakan ini ketika kami telah turun. Di saat pendakian gue hanya diam, ga cerita kalo gue lihat bayangan aneh dan tetap jalan, ga mau merusak suasana pendakian.
03.00 dini hari
Kami telah berjalan selama 4 jam, dan kami rasa sebentar lagi kami akan sampai. Sepanjang perjalanan kami isi dengan bercerita dan terus saling menyemangati. Satu botol air mineral telah habis. Rute yang kami lewati mulai sulit, kami mulai sering memanjat akar-akar pohon yang besar, melewati pohon tumbang, berjalan di sela-sela saluran air alami dari tanah.
04.00 dini hari
Mulai terdengar suara mengaji dari kaki gunung. Ajo terkejut sekaligus kagum karena suara bacaan Alquran bisa sampai ke atas sini. Ketika pendakian pertama gue juga tertegun mendengarnya. Kalo sebelumnya gue yang banyak minta istirahat, maka sekarang Ajo lah yang banyak minta istirahat. Hingga pada suatu ketika dia minta berhenti karena rasa mual, kepalanya juga pusing. Dia merasa udah ga kuat lagi. Untungnya kami udah sampe di pintu angin, tempat peristirahatan para pendaki sebelum menuju cadas. Setelah cadas adalah puncak. Kami berencana mendirikan tenda disini. Namun sebelum itu kami beristirahat dulu menunggu kondisi ajo pulih. Habib ngasih minyak angin ke dia.
Sembari beristirahat  di sebuah batu gue melihat ke langit, kali ini tidak ada lagi pepohonan yang menutupi pemandangan ke langit. Dan hal yang gue liat adalah hal yang gak akan gue lupakan seumur hidup (insya ALLAH). MASYA ALLAH, AMAZING! Langit dipenuhi bintang, milky way (bima sakti) terlihat jelas. Hampir tidak ada ruang kosong dilangit. Sangat sangat indahh.. lebih indah dari bintang yang gue liat di planetarium. Gue merasa kecil dihadapan Tuhan dengan segala ke Maha kuasaan Nya. Dalam hati gue berpikir kalau saat ini muncul bintang jatuh pasti keren. Dan tak beberapa lama kemudian doa gue dikabulkan ALLAH, di sebelah selatan muncul bintang jatuh. Hanya sepersekian detik, tapi sangat SPECTACULAR! Terima kasih ALLAH karena telah memperlihatkan keindahan ini. tentu saja gue ga berdoa ke bintang jatuh, ajaran bodoh macam apa itu.
Gue langsung bilang ke Agung kalo gue ngeliat bintang jatuh. Agung yang pennasaran juga ngeliat ke langit, tapi tak ada bintang jatuh yang muncul lagi. Sayangnya gue ga punya kamera yang bisa menangkap keindahan bintang-bintang ini. biarlah gue simpan di dalam memori gue aja.
Untuk meringankan beban ajo gue bertukar tas dengan Ajo. Selama ini, Ajo lah yang membawa tenda. Pantas saja dia kelelahan. Kami mulai melanjutkan perjalanan sedikit lagi. Hingga pada suatu ketika kami menemukan jalan buntu. Gue bilang ke teman-teman kalo seharusnya kita akan menemukan sebuah jurang kecil, nantinya kita akan lompat ke sisi seberang. Tapi karena gelap kami tidak menemukan tempat tersebut, senter tidak cukup membantu. gue menemukan jalur lagi, tapi gue ga yakin ini jalan yang benar karena yg gue ingat kami harus melompati jurang kecil. Setelah agung memeriksa jalur tersebut,  ternyata tidak ada lagi jalan di ujung jalur, hanya semak belukar.
05.00
Oke, karena buntu maka kami putuskan untuk mendirikan tenda di tempat yang agak lapang dekat situ, esok pagi kami akan cari lagi jalurnya. Di atas telah terdengar suara pendaki-pendaki lain. Ada banyak. Kami mendirikan tenda disamping tenda milik pendaki lain. Di depan tenda mereka Agung melihat botol Bir. Setelah itu kami berlima tidur di dalam tenda seperti ikan sarden. Tenda yang seharusnya kapasitas 4 orang kami isi berlima. Namun masalah paling utama adalah kaki kami kedinginan walaupun telah pakai kaus kaki. Kami hanya bisa menahan rasa dingin tersebut dan kemudian terlelap tidur.
06.00 ..
angin sangat kencang diluar, tenda kami nyaris roboh, kami semua cemas, tidak berani keluar. Akhirnya gue kembali tertidur.
07.30..
Untung tenda kami tidak roboh. Angin mulai tenang, tapi tetap saja diluar dingin. Gue keluar tenda. Matahari telah bersinar. Gunung singgalang terlihat jelas dihadapan kami.

zakhwan, Ajo, gue dan Habib dengan latar Singgalang

08.00..
Setelah menemukan jalur yang tepat, Kami semua melanjutkan perjalanan ke cadas dan selanjutnya puncak. Kami meninggalkan tenda di tempat kami mendirikannya. Kami hanya membawa makanan dan air mineral ke puncak. Jalan cadas penuh kerikil dan di pinggirnya jurang. Kami sering berhenti dan melihat sekeliling. Ternyaat kami telah lebih tinggi dari awan. Awan yang bergumpal-gumpal seperti negeri diatas langit, bergerak beriringan. Ada juga ynag menabrak gunung singgalang.
Setelah satu jam, kami sampai di puncak. semua rasa capek itu hilang. Kami bersyukur bisa sampai ke puncak. senyum lebar terbersit dari wajah kami semua. Kami disambut oleh tugu peringatan Abel Tasman, seorang pendaki yang rela mengorbankan dirinya untuk menolong pendaki lain dari terpaan batu panas(lava pijar) ketika marapi tiba-tiba meletus.
Setelah berfoto dekat kawah kami melanjutkan perjalanan ke puncak merpati, lebih kurang 15 menit. Saat itu aroma belerang begitu kuat tercium. Aku teringat pesan penyewa tenda yang mengatakan saat ini marapi sedang dalam “panas-panasnya”. hal yang bikin gue agak miris adalah banyak batu-batu yang dicoret oleh orang-orang yang "katanya" pecinta alam.
                                     


Dari puncak merpati kami lanjutkan ke taman edelweis. taman yang berisi bunga edelweis yang tak akan layu. walaupun dilarang dipetik tapi kami melihat seorang wanita memetiknya sebanyak genggaman dua tangannya hingga membentuk buket bunga edelweis. Cukup lama untuk ke taman tersebut, kurang lebih setengah jam. Cuaca di cadas yang dingin tiba-tiba menjadi panas di puncak. kami berjalan dibawah terik matahari. Setelah itu kami putuskan untuk kembali ke tenda karena tenaga kami telah terkuras habis. Di perjalanan menuju tenda zakhwan berharap seandainya banyak teman-teman kami yang ikut mendaki, pasti seru.

menuju puncak merpati

dari puncak merpati

Untungnya tenda kami masih ada, sesampainya ditenda kami kembali tidur, kecuali habib dan zakhwan. Mereka gak bisa tidur dan lebih memilih mendengarkan musik.
14.30..
Setelah sarapan, Kami turun ke kaki gunung. Perjalanan lebih banyak kami habiskan dalam diam. Sesekali kami berlari-lari kecil agar cepat sampai dibawah. Zakhwan mulai kelelahan. Dan setelah setengah perjalanan dia benar-benar kecapean. Kami memperlambat jalan. Jalan terlihat sama bagi kami. Ajo dan agung mulai sering bertanya ke gue berapa lama lagi untuk sampai ke pos satu. Gue terus ngasih mereka harapan.  Zakhwan mulai berjalan dengan dibopong oleh habib.
18.00 ..
Kami hampir sampai ke pos satu. Mungkin sekitar 5 menit lagi. Kami semua berjalan dalam diam. Tiba-tiba dari atas pohon ada suara teriakan, lalu diikuti oleh sekelebat bayangan yang melompat. Ternyata itu kumpulan kera yang berebutan makanan. mereka ada banyak. Kami mulai waspada. Dan dari arah samping kanan gue, dari arah semak belukar terdengar suara kasak kusuk yang semakin mendekat. Gue lari dan tepat pada waktunya dari tempat yag gue tinggalkan tadi keluar melintas seekor kera yang terus jalan masuk ke semak belukar lainnya. Kami semua panik saat itu dan bergegas berjalan. Setelah agak jauh kami semua tertawa lega.
Akhirnya kami sampai di pos satu. Kami membersihkan diri di toilet terdekat dan pergi sholat secara bergantian. Kami kemudian duduk-duduk. Ternyata setelah diperiksa, di dalam tas zakhwan ada batu yang diisikan oleh Ajo. Pantas saja zakhwan kelelahan. Kami kemudian turn ke pos pendaftaran dan kembali ke kos gue.
ALHAMDULILLAH. Ya bisa dibilang perjalanan ini berhasil, hanya saja kami belum sempat melihat sunrise ataupun sunset. Kepada para pembaca blog ini gue cuma pengen bilang MENDAKI ADALAH HAL YANG WAJIB KAMU COBA LAKUKAN MINIMAL SEKALI DI HIDUP KAMU! Impian gue selanjutnya adalah gue bisa pergi di pendakian selanjutnya bareng kamu, iyaa kamu, yang lagi baca ini, love you..

Bagi yang mau nanya-nanya atau berbagi pengalaman silahkan sharing di kolom komentar, thanks!
itu agung yang di depan