Cinta seharusnya
menjadikan manusia sebagai makhluk yang diliputi kebahagiaan, tapi banyak yang
sengsara karena cinta. Cinta seharusnya menimbulkan kedamaian bagi yang
merasakannya. Namun mengapa ketika jatuh cinta hati menjadi gundah gulana. Dan
cinta juga seharusnya bisa mempersatukan. Tapi mengapa banyak kita lihat kisah
tragis dari cinta, seperti romeo-juliet, Cleopatra-antonius, ataupun
laila-majnun. Lalu bagaimana dengan cinta yang katanya tak harus saling
memiliki? Bagaimana mungkin kita merelakan orang yang kita cintai tak menjadi
milik kita.
Cinta bisa jadi kata
yang paling banyak dibicarakan banyak orang. Cinta bisa kepada berbagai hal.
Cinta kepada harta, anak, istri, kekuasaan, kendaraan mewah dan lain sebagainya.
Banyak yang telah merasakan cinta, namun banyak juga orang yang kesulitan
ketika diminta menjelaskan, apa itu cinta? Ratusan pemikir dan ilmuwan mencoba
mendefinisikan arti kata itu. Namun, tak ada yang sungguh bisa menjelaskannya.
Atau, jangan-jangan cinta itu hanya bisa dirasa, tapi tak bisa dijelaskan
dengan kata-kata? Bagaimana menurut anda?
Bagaimana sebenarnya
hakikat cinta jika ditinjau dari segi filsafat?
Suatu hari, Plato
bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? Gurunya
menjawab, “Ada kebun mawar yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu kesana dan
tanpa boleh mundur kembali, ambillah satu tangkai bunga mawar yang paling
indah. Jika kamu menemukan mawar yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya
kamu telah menemukan cinta”
Plato pun berjalan, dan
tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya,
“Mengapa kamu tidak membawa satu tangkaipun bunga mawar?” Plato menjawab, “Aku
hanya boleh membawa satu saja dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali
(berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku
tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil
mawar tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa
mawar-mawar yang kutemukan kemudian tak sebagus mawar yang pertama tadi, jadi
tak kuambil setangkaipun pada akhirnya”
Gurunya kemudian
menjawab ” Ya! itulah cinta”
Di hari yang lain,
Plato bertanya lagi pada gurunya,”Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa
menemukannya?”
Gurunya pun menjawab
“Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali
(menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika
kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan
apa itu perkawinan”
Plato pun berjalan, dan
tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang
segar/subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya,
“Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?” Plato pun menjawab, “sebab
berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah kebun mawar, ternyata
aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini,
dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan
membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”
Gurunya pun kemudian
menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”
Dari kisah diatas kita
dapat mengambil 2 hal. Pertama, seringkali kita berusaha menemukan cinta yang
sempurna dan malah meninggalkan cinta yang telah ada. Dan hingga akhirnya
ketika kita tiba diujung pencarian, kita baru menyadari bahwa yang kita miliki
selama inilah yang merupakan cinta terbaik, Namun kita malah meninggalkannya dan
berusaha mencari cinta yang lain yang kita rasa sempurna. Kedua, perkawinan itu
ibarat kisah diatas, kita berusaha menjalani perkawinan dan berumah tangga yang
terbaik, namun karena takut gagal seperti saat pencarian cinta, kita hanya
melewatinya dengan biasa-biasa saja dan terkesan hambar.
Filsafat sendiri
berasal dari kata philos yang artinya cinta dan shopia yang artinya
kebijaksanaan. Jadi filsafat artinya cinta kebijaksanaan.
Berdasarkan filsafat
Yunani, terdapat beberapa jenis cinta, diantaranya:
Eros. Eros adalah
cinta secara fisik, dengan kerinduan yang sifatnya sebagian besar
sensual. Eros adalah cinta yang didasarkan semata-mata pada emosi dan
bukan pada logika.
Philia, didefiniskan
sebagai cinta yang sifatnya mental. Philia juga diasosiasikan sebagai
cinta antar sahabat di dalam bahasa Yunani Kuno dan Modern. Cinta semacam ini
sifatnya 'memberi dan menerima'. Philia menurut Aristoteles, adalah
cinta yang sifatnya penuh kebajikan dan tidak bersifat agresif.
Agape, berarti
cinta di dalam sifatnya yang spiritual, yang berarti "aku
mencintaimu" di dalam bahasa Yunani Kuno, seringkali dikaitkan dengan
'cinta yang tak bersyarat'. Cinta semacam ini tidak mementingkan diri sendiri,
cinta ini memberi dan tidak mengharapkan diberi.
Storge, berarti "rasa
sayang" di dalam bahasa Yunani Kuno dan Modern. Storge adalah cinta
yang sifatnya alamiah, seperti yang dirasakan orangtua kepada anak mereka. Kata
ini jarang digunakan di dalam teks-teks kuno, dan hampir selalu digunakan untuk
menggambarkan cinta diantara anggota keluarga.
Selain jenis cinta
diatas adalagi jenis cinta yang lain menurut Plato, yaitu Cinta Platonis. Sesuai
dengan Pemikiran Plato mengenai konsep ideal yang hanya ada dalam alam pikiran,
maka “Cinta Platonis” merupakan pandangan plato tentang cinta yang paling
ideal, atau cinta yang sempurna. Cinta Platonis ialah cinta yang hanya ada di
dalam angan-angan atau cinta yang hanya ada dalam pikiran. Cinta yang tidak
diungkapkan pada siapapun, menjadi cinta paling misterius, cinta dalam diam,
yang tidak dikatakan pada orang lain, atau kepada orang yang dicintai itu.
Maka, berdasarkan
konsep pemikiran Plato, sebuah cinta yang telah diungkapkan, maka cinta itu
sudah tidak lagi menjadi cinta yang ideal atau sudah tidak lagi menjadi cinta
sejati.
Sebenarnya apa sih yang
membuat manusia jatuh cinta?
Menurut Jacques Lacan,
manusia memiliki lubang di dalam jiwanya yang harus diisi. Ada ruang kosong di
dalam jiwanya yang selalu mencari tambalan untuk menutupi lubang tersebut.
Dalam konsep psikologi dikenal istilah Id, yaitu hasrat naluriah manusia yang
dibawanya sejak lahir. Maka untuk menutupi lubang di dalam jiwa tadi dibutuhkan
cinta. Cintalah yang mampu mengisi kekosongan itu.
Cinta tidak sebatas
kepada lawan jenis. Cinta bisa kepada siapa saja atau apapun. Cinta bisa kepada
Allah, kepada harta, ataupun kepada lawan jenis. Namun yang paling sesuai untuk
mengisi kekosongan hati adalah cinta kepada Allah. Jika cinta kepada manusia
maka suatu saat ketika dia pergi maka hati akan menjadi kosong kembali, namun
jika cinta kepada Allah maka Allah kekal, Allah akan selalu bersama orang yang
mencintainya. Pasangan hanyalah sarana agar kita bisa lebih mencintai Allah.
Jika kita memilih cinta kepada harta, maka lubang dijiwa kita tidak akan pernah
terisi. Jiwa akan selalu menuntut lebih dan tidak akan pernah merasa puas. Lain
halnya jika kita mencinta Allah yang Maha Pemilik segala-galanya. Hanya dengan
mengingat Allah lah hati kita akan menjadi tentram.
Apa yang membuat cinta
berhenti di tengah jalan?
Seringkali cinta kandas
ditengah jalan dan menyisakan luka. Padahal awalnya kita merasa semua akan
baik-baik saja. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya komitmen. Atau komitmen
yang telah dibuat diawal dilanggar. Maka dari itu dibutuhkan komitmen sejak
awal menjalin hubungan dari masing-masing pihak. Dan komitmen yang telah dibuat
itu hendaknya dijaga sampai akhir. Jangan sampai hanya sebatas janji kosong. Cinta
bukanlah kata-kata, tetapi adalah tindakan konkrit yang diejawantahkan dalam
kehidupan nyata.
Tapi bukan berarti
komitmen menghalangi seseorang untuk berubah. Seringkali kita mendengar
kata-kata “kamu jangan pernah berubah ya, tetap kayak gini terus”. Ini adalah
hal yang mustahil. Mau tidak mau kita harus menerima bahwa seseorang itu pasti
akan berubah. Senang atau tidak. Karena pada dasarnya manusia selalu menuju
proses penyempurnaan. Jangan menghalangi pasangan anda untuk berubah, karena
kalau dia tidak berubah selama bersama anda, berarti anda gagal sebagai
pasangan. Bukankah hari ini harusnya lebih baik dibanding hari kemaren. Biarkan
pasangan anda berubah jadi lebih baik, biarkan pasangan anda menjadi dewasa
bersama anda. Anda juga harus dapat memahami dan menerima perubahan itu.
Tapi perlu diingat,
jangan berubah hanya untuk menyenangkan pasanganmu. Karena itu akan melelahkan.
Ketika kamu berubah mengikuti apa yang pasangan kamu suka, maka lama kelamaan
pasanganmu akan bosan kepadamu, karena dia tidak melihat hal menarik lagi dari
dirimu. Tetaplah menjadi apa yang kamu suka. Apabila ada hal yang buruk dari
dirimu, pasangan yang baik pasti tidak akan memaksa kamu untuk berubah secara
instan. Dia pasti akan menemanimu untuk berproses bersama menjadi lebih baik.
Karena dia mencintai semua yang ada pada dirimu.
Kata orang cinta itu
buta. Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan
diperlukan. Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirinya tanpa suatu
pertimbangan. Seringkali kita lihat individu yang rela membelikan pasangannya
ini itu padahal dia belum punya penghasilan sendiri. Lain halnya jika sudah
punya penghasilan sendiri, terserah uangnya mau dipakai buat apa. Tapi akan
terasa hambar jika cinta hanya terpatok pada materi. Materi itu perlu, tapi
materi bukan segala-galanya.
Pernahkah anda bosan
dalam menjalin sebuah hubungan? Ketika cinta hanya sebatas ucapan selamat pagi,
selamat siang, selamat tidur. Ketika cinta hanya sebatas pertanyaan lagi
ngapain, udah makan belum, udah mandi belum, udah bernafas belum. Ataupun cinta
hanya sebatas ngasih surprise ulang tahun, cowok traktir ceweknya makan dan
pergi nonton bareng. Membosankan sekali. Mungkin diawalnya emang terasa
menyenangkan, tapi lama kelamaan pacaran akan kehilangan esensi.
Pernahkah terpikirkan
untuk melakukan hal-hal bermanfaat bersama pasangan anda. Seperti melakukan
kegiatan social, mengajar anak-anak yang tidak sempat mengenyam pendidikan,
atau kalian berdua bisa iuran setiap minggunya buat bagiin nasi bungkus gratis
kepada orang-orang yang membutuhkan, atau kalian bisa bikin usaha bareng. Pasti
akan banyak keseruan disana. Memang refreshing sekali-kali juga dibutuhkan,
tapi jangan sampai pacaran hanya sebatas ritual buang-buang uang dan menanyakan
hal-hal ga penting. Kalian tidak perlu menanyakan pasangan kalian udah makan
apa belum, karena ketika dia lapar pasti dia akan makan, kecuali kalian emang
niat bawain dia makanan.
Pernahkah kalian merasa
takut untuk mengungkapkan perasaanmu?
Jika kamu memang cinta
maka ungkapkan saja. Cinta bisa disembunyikan tapi cinta tidak bisa dibungkam,
maka katakanlah selagi masih ada kesempatan atau kau akan kehilangan dan
menyesal. Tapi pastikan dulu perasaan kamu itu apakah hanya sebatas suka, kagum
atau benar-benar cinta. Tanyakan dulu kepada hatimu. Jika itu memang cinta,
maka katakanlah. Bilang cinta bukan berarti nembak atau memaksanya menjadi
pacar kita. Setiap orang berhak jatuh cinta dan mengakuinya.
Dan buat orang yang
diungkapin perasaannya, kamu harus bisa berpikir dewasa. Kenapa dia bisa
mencintai kamu, pasti ada sesuatu yang dia suka dari kamu, pastilah ada hal
menarik yang dilihatnya dari kamu. Anggaplah ungkapan cinta itu sebagai pujian.
Tidak ada yang salah dari seorang anak manusia yang mengatakan isi hatinya. Cinta
tidak bermain dengan logika, tapi rasa untuk selalu membuat bahagia, apapun
bentuknya. Jangan salahkan perasaan cinta seseorang terhadapmu karena ia pun
tidak pernah tau tentang rasa cinta yg tumbuh itu. Jangan kau benci karena
cintanya padamu, ia pun tersiksa karena rasa cinta itu padamu.
Jika kamu memang tidak
ada perasaan kepadanya, maka ucapkan saja terima kasih atas ungkapannya, lalu
bilang maaf karena tidak merasakan hal yang serupa. Lalu jalani kehidupanmu
seperti biasa, bukan dengan menjauhi orang yang mengungkapkan perasaannya kepadamu.
Mencintai memang mudah,
untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita
cintai itulah yang sukar diperoleh.
Source: Benthem,
Andriaans. 2008. Handbook of the Philosophy of
Science Volume 8: Philosophy of Information. Belanda: Elsevier B.V.