“Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap
dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja
dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik
pendidikan itu tidak diberikan sama sekali" - Tan Malaka ”.
Saat pertemuan dengan dosen wali untuk persetujuan Kartu
Rencana Studi, dosen wali saya menanyakan pertanyaan “Apa yang kamu cari di
Psikologi?”. Ingatan saya kembali di tahun 2015 saat saya mendaftar di fakultas
Psikologi Universitas Airlangga. Niat awal saya hanya ingin lolos dan diterima
di jurusan psikologi dan di salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Setelah dinyatakan diterima, niat itu berubah menjadi saya ingin setelah lulus
bekerja sebagai dosen psikologi.
Kemudian setelah saya menjalani beberapa semester di Fakultas
Psikologi, saya kembali memikirkan alasan saya berada di Fakultas Psikologi. Dengan
bertambahnya mata kuliah yang telah saya ambil membuat saya melihat manusia
dari sudut pandang lain. Jika selama ini saya mudah sekali “menghakimi” manusia
jika melakukan kesalahan, maka setelah saya belajar di psikologi saya menjadi
lebih berusaha untuk tidak tergesa-gesa menghakimi seseorang atas kesalahan
yang dilakukannya. Saya belajar untuk mencari tau terlebih dahulu apa yang
melatarbelakangi perilaku seseorang. Karena sejatinya perilaku manusia tidak
muncul begitu saja, namun dilatarbelakangi oleh pengalaman dan nilai yang
dianutnya semenjak dia lahir.
Psikologi membuat saya lebih bijak. Mungkin bisa dikatakan
seperti itu. Saya mulai memahami bahwa setiap manusia itu unik. Setiap manusia
itu istimewa. Setiap manusia itu berharga. Tinggal bagaimana caranya
mengoptimalkan keistimewaan yang dimiliki manusia. Beranjak ke semester 5
membuat saya lebih sering berjumpa dengan mata kuliah berbau PIO. Saya kemudian berpikir
setelah lulus untuk bekerja sebagai HRD di sebuah perusahaan. Karena dari yang saya baca karir di dunia
psikologi industri dan organisasi juga bervariasi dan alumni psikologi sangat
amat terbuka untuk hampir dalam berbagai jenis pekerjaan di dunia industri. Tau
kenapa? Karena belajar psikologi sebenernya amat sangat simple, bahwa kita sebenarnya mempelajari alam pikiran manusia
dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Apa yang kamu cari di Psikologi? Di mata kuliah metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif saya belajar berbagai metode penelitian
karena psikologi juga identik dengan data statistik. Selain itu di psikologi
saya juga belajar untuk bekerjasama dalam tim. Bagaimana kamu
mengelola tim, goal yang ingin kamu capai, dan bagaimana setiap
anggota tim kamu bersedia untuk bekerja sama dengan kamu kurang lebih belajar
seperti itu.
Apa yang kamu cari di Psikologi? Seiring lamanya saya di
psikologi, jawaban dari pertanyaan tersebut selalu berubah-ubah. Namun untuk
saat ini yang saya yakini, yang saya cari di psikologi adalah ilmu psikologi
itu sendiri. Dengan ilmu, harkat dan martabat manusia akan terangkat. Dan dengan
ilmu dia akan bisa berkontribusi di masyarakat. Ilmu psikologi akan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat kita. Karena dimana ada manusia, disitu ada
persoalan yang bisa diselesaikan dengan ilmu psikologi.
- Reyhan Respati
(Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga)
- Prof. Dr. Cholichul Hadi,
Drs., M.Si., Psikolog (Guru Besar Universitas
Airlangga)