Sebenarnya
ini tugas ospek gue di tempat yang baru, Psikologi Airlangga. Kami disuruh
nulis tentang diri sendiri. Jadi gue post aja sekalian ke blog, biar yang lain
bisa baca. Maaf akhir-akhir ini jarang ngepost, soalnya masih sibuk adaptasi
sama tempat baru dan budaya baru. Oh iya, buat yang baru pertama kalinya mampir
ke blog gue, gue jelasin dulu. Blog ini bercerita tentang keseharian dan
pengalaman gue, kadang gue juga post cerpen dan cerita motivasi disini. Buat
yang baru gabung, gue saranin kalian baca dulu tulisan gue yang judulnya,
“SALAM KENAL”, biar kalian tau sejarah dan arah tujuan blog ini (check di
postingan awal). Tetapi sebelumnya gue kasi tau kalo blog ini tidak bermanfaat,
semoga kalian suka dengan ketudakermanfaatan blog ini.
Nama
lengkap gue Reyhan respati. Boleh dipanggil reyhan. Gue lahir di Muara panas,
Sumatera Barat pada tanggal 02 Desember 1995. Oke, sebelum kalian komentar, gue
akan jujur gue sudah tua. Tapi tampang masih muda (pose senyum keren). Nanti
akan gue ceritakan lebih jelasnya lagi, sekarang gue mau nulis biografi dulu.
Gue anak pertama dari 5 bersaudara. Ya, sebuah keluarga besar. Adik pertama gue
perempuan dan selebihnya laki-laki. Di rumah selalu terjadi pertempuran besar
antara adik-adik lelaki gue. Berikut ini riwayat pendidikan gue: tahun
2000-2002 TK Nurul Usmany, 2002-2008 SDN 10 Muara Panas, 2008-2011 SMPN 1 Bukit
Sundi, 2011-2014 SMAN 1 KOTA SOLOK. Saat SMP gue sempat bergabung di OSIS dan
menjadi ketua 2, kemudian gue juga sempat mengikuti olimpiade Biologi tingkat
provinsi. Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama, Alhamdulillah gue
selalu meraih peringkat pertama di sekolah. Namun semuanya berubah saat fisika,
kimia dan matematika menyerang di sekolah menengah atas. gue hanya menduduki peringkat
15 besar. gue anak IPA yang salah masuk IPA. Bahkan pelajaran yang paling gue
sukai adalah sejarah. Ciri-ciri orang yang susah move on. Kenapa gue suka
sejarah? Karena dengan membaca sejarah gue bisa menembus waktu dan mencermati
pemikiran-pemikiran tokoh terkenal pada zamannya. Sejarah bukan untuk
dilupakan, tapi untuk diambil manfaatnya agar kita tidak jatuh di lubang yang
sama. Di SMA gue kembali bergabung di OSIS dan menjabat sebagai ketua seksi
bahasa dan sastra. Masa SMA bisa dibilang masa yang menyenangkan karenague
sudah lebih bebas. gue biasa pergi jalan-jalan dengan teman-teman gue ke
berbagai tempat menakjubkan di sumatera barat. Sejak saat itu, jalan-jalan
menjadi salah satu hobi gue.
Oke,
selanjutnya kita akan cerita tentang perjuangan paling susah yang pernah gue
alami sampai di usia gue sekarang ini, yaitu perjuangan masuk perguruan tinggi
negeri. Saat itu tahun 2014, gue telah mencoba snmptn, sbmptn, simak ui, dan
ujian mandiri lainnya, namun belum diberi kesempatan untuk lulus di salah satu
PTN. Kemudian gue juga coba ikut sekolah kedinasan, STAN, STIS, AMG, STTD namun
juga masih belum berhasil. Secara akademis nilai-nilai saya termasuk baik, dan
gue juga tidak terlalu bodoh. gue sempat merasa frustasi melihat teman-teman
gue sudah kuliah sementara status gue masih digantung. Gue bahkan sempat
berpikir jika gue masih gagal ujian PTN gue akan pergi menyebarkan agama Islam
ke mentawai, salah satu pulau terpencil di Sumatera Barat. Namun akhirnya Tuhan
menakdirkan lain. Gue diterima di 2 universitas melalui ujian mandiri gabungan
beberapa universitas. Yang pertama di psikologi universitas negeri padang dan
yang kedua di sastra sejarah undip. Lalu setelah gue berkonsultasi dengan orang
tua gue memutuskan memilih psikologi Universitas Negeri Padang. Namun emang
dasar orang minang, keinginan untuk merantau ke pulau jawa itu masih ada di
dalam hati gue. gue bertekad untuk mengulang lagi tahun depan, di tahun 2015.
tanpa maksud merendahkan, banyak hal yang membuat gue tidak betah disana. Tapi
ditahun 2014 untuk sementara gue tetap di psikologi UNP.
Ternyata
kuliah di psikologi UNP tidak sepenuhnya jelek karena ketika kuliah disana gue
mengalami pengalaman paling mengesankan yang pernah gue alami sampai sejauh
ini, yaitu mendaki gunung Marapi. Gunung Marapi ini bukan gunung yang ada di
jawa, melainkan gunung yang berada di Sumatera Barat. Hanya saja memiliki
kemiripan nama dengan yang berada di jawa. Sejak kecil gue memang suka
bertualang, gue sering bermain di kebun orang dan merasa sedang di hutan
belantara. Telah lama gue ingin mendaki gunung namun baru kesampaian di tahun
2014. gue bersama teman-teman kampus beranggotakan 6 orang berangkat pada akhir
tahun. Kami berangkat dari kaki gunung pukul 10 malam. Dan baru sampai cadas
pada pukul 4 pagi. Cadas adalah daerah
tanpa vegetasi tumbuhan yang dipenuhi kerikil. Setelah cadas adalah puncak.
Bagi sebagian orang, bagian paling menyenangkan dari mendaki gunung adalah
ketika melihat sunset atau sunrise, namun bagi gue bagian paling menyenangkannya
adalah ketika melihat bintang. Karena cadas tidak ada pepohonan yang
menghalangi langit lagi, maka ketika gue duduk di sebuah batu dan menengadahkan
kepala gue keatas, pemandangan yang gue lihat adalah pemandangan paling spektakuler
yang tidak akan pernah gue lupakan seumur hidup, ribuan bintang memenuhi langit
malam dengan cahayanya yang terang benderang. Hampir tak ada ruang di langit
yang kosong tanpai diisi bintang. Jauh lebih indah dari yang pernah gue lihat
di planetarium. Keindahan ini masih ditambah lagi dengan bintang jatuh yang
muncul tiap beberapa menit. Malam itu gue merasa kecil dihadapan Tuhan, dengan
alam yang begitu luas, gue hanyalah setitik debu yang tidak berarti apa-apa
dibandingkan alam semesta ini. Dari pengalaman ini gue berkesimpulan bahwa
mendaki adalah pengalaman yang harus kamu coba dalam hidup kamu, minimal sekali
seumur hidup.
Lulus
di psikologi airlangga adalah anugerah yang luar biasa bagi gue, sesuai dengan
apa yang gue tempelkan di dinding kamar gue. Gue menuliskan kalau di tahun 2015
gue akan keluar dari sumatera barat, bukan buat sekedar jalan-jalan tapi buat
kuliah, dan itulah yang terjadi. Dengan restu orang tua, gue berangkat dari
padang hingga menginjak tanah Surabaya, yang baru pertama kalinya gue kunjungi,
tanpa sanak saudara disini dan dengan bahasa jawa yang tidak gue mengerti. Awalnya
gue pikir gue adalah species terakhir dari jenis gue yang berada di Airlangga,
namun ternyata masih ada anak Padang lainya. Kesan pertama gue terhadap Surabaya adalah panas, tetapi
orang-orang disini dalam beberapa hal lebih ramah dari di tempat gue. Gue
senang mengenal budaya baru, makanan baru dan teman-teman baru disini. Gue
sudah coba lontong balap dan rujak cingur dan gue juga sudah bisa berbahasa
jawa sedikit-sedikit, sek-sek, kon nang ndi? Niki pinten? Suwuun.
Kedepannya
gue akan berusaha disini, gue mempunyai keinginan S2 di jepang atau Australia,
kemudian gue akan menjadi dosen psikologi dan mendirikan yayasan rumah baca di
Padang dan Papua.
Untuk
lebih mengenal tentang gue, silakan kunjungi blog saya yang tidak laku karena
banyak yang jadi silent reader, “reyhanpatih.blogspot.com”. sekian.
Terima
kasih telah mampir, Jangan lupa baca cerita yang lainnya. Buat yang baru mampir
jangan lupa baca “SALAM KENAL” ( http://reyhanpatih.blogspot.co.id/2014/10/assalamualaikum-selamat-malam-bro-dan.html ) untuk tau kegajean gue.