Jumat, 18 September 2015

REFLEKSI DIRI


Sebenarnya ini tugas ospek gue di tempat yang baru, Psikologi Airlangga. Kami disuruh nulis tentang diri sendiri. Jadi gue post aja sekalian ke blog, biar yang lain bisa baca. Maaf akhir-akhir ini jarang ngepost, soalnya masih sibuk adaptasi sama tempat baru dan budaya baru. Oh iya, buat yang baru pertama kalinya mampir ke blog gue, gue jelasin dulu. Blog ini bercerita tentang keseharian dan pengalaman gue, kadang gue juga post cerpen dan cerita motivasi disini. Buat yang baru gabung, gue saranin kalian baca dulu tulisan gue yang judulnya, “SALAM KENAL”, biar kalian tau sejarah dan arah tujuan blog ini (check di postingan awal). Tetapi sebelumnya gue kasi tau kalo blog ini tidak bermanfaat, semoga kalian suka dengan ketudakermanfaatan blog ini.
Nama lengkap gue Reyhan respati. Boleh dipanggil reyhan. Gue lahir di Muara panas, Sumatera Barat pada tanggal 02 Desember 1995. Oke, sebelum kalian komentar, gue akan jujur gue sudah tua. Tapi tampang masih muda (pose senyum keren). Nanti akan gue ceritakan lebih jelasnya lagi, sekarang gue mau nulis biografi dulu. Gue anak pertama dari 5 bersaudara. Ya, sebuah keluarga besar. Adik pertama gue perempuan dan selebihnya laki-laki. Di rumah selalu terjadi pertempuran besar antara adik-adik lelaki gue. Berikut ini riwayat pendidikan gue: tahun 2000-2002 TK Nurul Usmany, 2002-2008 SDN 10 Muara Panas, 2008-2011 SMPN 1 Bukit Sundi, 2011-2014 SMAN 1 KOTA SOLOK. Saat SMP gue sempat bergabung di OSIS dan menjadi ketua 2, kemudian gue juga sempat mengikuti olimpiade Biologi tingkat provinsi. Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama, Alhamdulillah gue selalu meraih peringkat pertama di sekolah. Namun semuanya berubah saat fisika, kimia dan matematika menyerang di sekolah menengah atas. gue hanya menduduki peringkat 15 besar. gue anak IPA yang salah masuk IPA. Bahkan pelajaran yang paling gue sukai adalah sejarah. Ciri-ciri orang yang susah move on. Kenapa gue suka sejarah? Karena dengan membaca sejarah gue bisa menembus waktu dan mencermati pemikiran-pemikiran tokoh terkenal pada zamannya. Sejarah bukan untuk dilupakan, tapi untuk diambil manfaatnya agar kita tidak jatuh di lubang yang sama. Di SMA gue kembali bergabung di OSIS dan menjabat sebagai ketua seksi bahasa dan sastra. Masa SMA bisa dibilang masa yang menyenangkan karenague sudah lebih bebas. gue biasa pergi jalan-jalan dengan teman-teman gue ke berbagai tempat menakjubkan di sumatera barat. Sejak saat itu, jalan-jalan menjadi salah satu hobi gue.
Oke, selanjutnya kita akan cerita tentang perjuangan paling susah yang pernah gue alami sampai di usia gue sekarang ini, yaitu perjuangan masuk perguruan tinggi negeri. Saat itu tahun 2014, gue telah mencoba snmptn, sbmptn, simak ui, dan ujian mandiri lainnya, namun belum diberi kesempatan untuk lulus di salah satu PTN. Kemudian gue juga coba ikut sekolah kedinasan, STAN, STIS, AMG, STTD namun juga masih belum berhasil. Secara akademis nilai-nilai saya termasuk baik, dan gue juga tidak terlalu bodoh. gue sempat merasa frustasi melihat teman-teman gue sudah kuliah sementara status gue masih digantung. Gue bahkan sempat berpikir jika gue masih gagal ujian PTN gue akan pergi menyebarkan agama Islam ke mentawai, salah satu pulau terpencil di Sumatera Barat. Namun akhirnya Tuhan menakdirkan lain. Gue diterima di 2 universitas melalui ujian mandiri gabungan beberapa universitas. Yang pertama di psikologi universitas negeri padang dan yang kedua di sastra sejarah undip. Lalu setelah gue berkonsultasi dengan orang tua gue memutuskan memilih psikologi Universitas Negeri Padang. Namun emang dasar orang minang, keinginan untuk merantau ke pulau jawa itu masih ada di dalam hati gue. gue bertekad untuk mengulang lagi tahun depan, di tahun 2015. tanpa maksud merendahkan, banyak hal yang membuat gue tidak betah disana. Tapi ditahun 2014 untuk sementara gue tetap di psikologi UNP.
Ternyata kuliah di psikologi UNP tidak sepenuhnya jelek karena ketika kuliah disana gue mengalami pengalaman paling mengesankan yang pernah gue alami sampai sejauh ini, yaitu mendaki gunung Marapi. Gunung Marapi ini bukan gunung yang ada di jawa, melainkan gunung yang berada di Sumatera Barat. Hanya saja memiliki kemiripan nama dengan yang berada di jawa. Sejak kecil gue memang suka bertualang, gue sering bermain di kebun orang dan merasa sedang di hutan belantara. Telah lama gue ingin mendaki gunung namun baru kesampaian di tahun 2014. gue bersama teman-teman kampus beranggotakan 6 orang berangkat pada akhir tahun. Kami berangkat dari kaki gunung pukul 10 malam. Dan baru sampai cadas pada pukul 4 pagi.  Cadas adalah daerah tanpa vegetasi tumbuhan yang dipenuhi kerikil. Setelah cadas adalah puncak. Bagi sebagian orang, bagian paling menyenangkan dari mendaki gunung adalah ketika melihat sunset atau sunrise, namun bagi gue bagian paling menyenangkannya adalah ketika melihat bintang. Karena cadas tidak ada pepohonan yang menghalangi langit lagi, maka ketika gue duduk di sebuah batu dan menengadahkan kepala gue keatas, pemandangan yang gue lihat adalah pemandangan paling spektakuler yang tidak akan pernah gue lupakan seumur hidup, ribuan bintang memenuhi langit malam dengan cahayanya yang terang benderang. Hampir tak ada ruang di langit yang kosong tanpai diisi bintang. Jauh lebih indah dari yang pernah gue lihat di planetarium. Keindahan ini masih ditambah lagi dengan bintang jatuh yang muncul tiap beberapa menit. Malam itu gue merasa kecil dihadapan Tuhan, dengan alam yang begitu luas, gue hanyalah setitik debu yang tidak berarti apa-apa dibandingkan alam semesta ini. Dari pengalaman ini gue berkesimpulan bahwa mendaki adalah pengalaman yang harus kamu coba dalam hidup kamu, minimal sekali seumur hidup.
Lulus di psikologi airlangga adalah anugerah yang luar biasa bagi gue, sesuai dengan apa yang gue tempelkan di dinding kamar gue. Gue menuliskan kalau di tahun 2015 gue akan keluar dari sumatera barat, bukan buat sekedar jalan-jalan tapi buat kuliah, dan itulah yang terjadi. Dengan restu orang tua, gue berangkat dari padang hingga menginjak tanah Surabaya, yang baru pertama kalinya gue kunjungi, tanpa sanak saudara disini dan dengan bahasa jawa yang tidak gue mengerti. Awalnya gue pikir gue adalah species terakhir dari jenis gue yang berada di Airlangga, namun ternyata masih ada anak Padang lainya. Kesan pertama  gue terhadap Surabaya adalah panas, tetapi orang-orang disini dalam beberapa hal lebih ramah dari di tempat gue. Gue senang mengenal budaya baru, makanan baru dan teman-teman baru disini. Gue sudah coba lontong balap dan rujak cingur dan gue juga sudah bisa berbahasa jawa sedikit-sedikit, sek-sek, kon nang ndi? Niki pinten? Suwuun.
Kedepannya gue akan berusaha disini, gue mempunyai keinginan S2 di jepang atau Australia, kemudian gue akan menjadi dosen psikologi dan mendirikan yayasan rumah baca di Padang dan Papua.
Untuk lebih mengenal tentang gue, silakan kunjungi blog saya yang tidak laku karena banyak yang jadi silent reader, “reyhanpatih.blogspot.com”. sekian.

Terima kasih telah mampir, Jangan lupa baca cerita yang lainnya. Buat yang baru mampir jangan lupa baca “SALAM KENAL” http://reyhanpatih.blogspot.co.id/2014/10/assalamualaikum-selamat-malam-bro-dan.html )  untuk tau kegajean gue.