Rabu, 23 September 2020

Siapakah Ya’juj Ma’juj?

Teori liar: Ya’juj Ma’juj bukan makhluk lain tapi bangsa manusia juga.

Kenapa? Teknologi udah secanggih ini. satelit, radar, drone, semuanya ada. Bisa dikatakan seluruh kawasan bumi udah dipetakan tapi lokasi bangsa Ya’juj Ma’juj yang terkurung tembok besi masih juga belum ditemukan.

Padahal jumlah Ya’juj Ma’juj ini sangat banyak (jutaan mungkin) karena menurut hadist ketika Ya’juj Ma’juj melewati suatu sungai, sungainya langsung kering karena airnya habis dipakai minum buat mereka. Dengan jumlah sebanyak ini ga mungkin mereka ga terpantau rada/satelit.

Dengan melihat fakta di atas, hanya ada 2 suku bangsa yang kini menjadi 2 negara yang memenuhi persyaratan sebagai Ya’juj Ma’juj. Silakan kalian tebak sendiri.

Senin, 07 September 2020

Duluan mana Nabi Adam atau Manusia Purba?

Pertanyaan tersebut masih sering terlihat di internet. Bagi kalangan akademis tegas menjawab manusia purba yang duluan. Bagi kalangan religius menjawab nabi Adam lah manusia pertama. Bagi yang berusaha netral menjawab agama dan sains ga bisa digabung. Jadi yang mana yg benar?

Bagi saya pribadi agama dan sains bisa sejalan. Sudah banyak ayat-ayat Alquran yang sejalan dengan temuan akademisi. Seperti awetnya mayat fir’aun, ada api di dalam laut, 2 laut yg bertemu dan dpisahkan oleh garis yang jelas, proses pembentukan janin, dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana dengan pertanyaan di awal tadi?

Saya mengambil kesimpulan bahwa definisi “manusia” menurut agama dan sains itu berbeda. Bagi agama, yang dimaksud manusia adalah manusia modern yang bentuk fisiknya seperti kita sekarang. Maka dari itu manusia pertama menurut agama adalah nabi Adam.

Sementara menurut ilmuwan/akademisi manusia berbulu, berjalan bungkuk, berdahi lebar yang hidup 300.000 ribu tahun lalu sudah dikatakan sebagai manusia. Maka bagi mereka manusia purba adalah manusia pertama.

Singkatnya, bagi agama, manusia purba bukan manusia melainkan makhluk lain yang mirip manusia. Tetapi bagi kalangan akdemisi manusia purba sudah bisa disebut sebagai manusia.

Jadi yang mana yang benar? Kedua-duanya benar tergantung kita mengambil sudut pandang yang mana.

Sabtu, 05 September 2020

Pekerjaan Pertama

Kalo ditanya apa pekerjaan pertamamu, aku akan bilang menjadi tim survei PDRB Surabaya. Definisi pekerjaan disini adalah hal yang setelah aku lakukan mendapat fee/gaji. Sebenarnya kalo definisinya seperti itu pekerjaan pertamaku adalah menjadi tim tester masuk SMP Surabaya. Cuma kalo diliat dari ribetnya pekerjaan dan besarnya gaji maka menjadi tim survei PDRB Surabaya adalah pekerjaan pertamaku.

Aku memperoleh pekerjaan tersebut karena rekomendasi kakak tingkatku di kampus. Dia merekomendasikanku kepada lembaga PDPM kampus ITS (aku lupa kepanjangannya). Lembaga PDPM ini merupakan lembaga survei ITS yang ditugaskan oleh pemerintah kota Surabaya untuk melakukan survei produk domestik regional bruto di kota Surabaya. Maka dari itu mereka membentuk tim lapangan dan aku salah satunya. Satu tim lapangan terdiri dari 10 orang dan tiap orang ditugasi ke 10 tempat.

Aku ditugaskan ke 10 tempat untuk melakukan survei. Tempatnya apa aja? Beragam. Mulai dari tempat fotokopi, hotel, restoran, kafe, usaha pertukangan, usaha pertanian, usaha perikanan, umkm, sekolah, kos-kosan, dll. Tugasnya nanya-nanya ke mereka mengenai pendapatan & pengeluaran mereka selama 2 tahun terakhir. Aku diberi tenggat waktu selama 2 minggu lebih sedikit seingatku.

Walaupun keliatannya simpel tapi tidak segampang itu. Banyak kendala di lapangan. Diantaranya tempat usaha yang tidak mau diwawancarai. lokasi yang jauh tersebar di beberapa titik dan alamat yang tidak ditemukan. Aku berkeliling Surabaya Timur dengan sepeda motor. Bisa kebayang lah cuaca panas Surabaya seperti apa. Walaupun “cuma” 10 tempat, tapi karena ada kendala tadi (tidak bersedia diwawancarai/alamat tidak ditemukan) aku harus pergi ke tempat baru yang diberikan oleh tim PDPM. Jadi kalo di total mungkin aku telah pergi ke 20 tempat selama 2 minggu lebih sedikit.

Walaupun begitu, aku belajar banyak dari tugas ini. Mulai dari berkomunikasi, membangun relasi, melatih kemampuan persuasi, mengetahui pojok kota Surabaya, melihat langsung kesulitan bisnis yang dihadapi pelaku usaha, belajar ilmu baru seperti pertanian dan perikanan dari partisipan yang aku temui, dan sabar menghadapi penolakan. Awalnya aku cukup sedih saat menghadapi penolakan tapi akhirnya aku sadar seperti inilah realita dunia. Walaupun kita bermaksud baik tapi tidak semua hal bisa berjalan dengan lancar. Kita akan dihadapkan pada penolakan-penolakan dan kerasnya hidup. Yang bisa kita lakukan adalah terus berusaha dan mencari peluang di tempat lain.

Terakhir yang bikin aku senang adalah gajinya dinaikkan 2 kali lipat dari kesepakatan awal. Itu terjadi karena kakak tingkatku yg juga anggota tim survei lapangan mengusulkan kepada lembaga PDPM ITS mengingat tugas lapangan yang cukup berat. Demikianlah pengalaman kerja pertamaku.