Kamis, 27 November 2014

Detektif Reyhan

      Jreengg.... Jreeengg... gue kembali lagi. Udah cukup lama semenjak "salam kenal" gue gak muncul lagi. yaa maklum, anak kuliah sibuk. Gak juga sih, sebenarnya gue lagi gak tau mau bahas apa, Ditambah gue orangnya suka menunda pekerjaan. Jadi ketika gue kepikiran nulis,
     "oke, nanti pulang kuliah gue nulis",
      (bentar.. sumpah, barusan gue de javu kayak pernah nulis ini sebelumnya #abaikan),
       setelah di kos, "ahh capek, tiduran dulu"
       habis tiduran, "nanti aja, masih ada GGS yang harus gue tonton soalnya tristan lagi dikepung              sama anak buah venosa." kalau di rumah gue gak bakalan bisa nonton jam segini, soalnya remote        bakalan diambil alih sama nenek gue yang hobi banget nonton Manusia Harimau. Beneran,nenek        gue bahkan punya kaset "kumpulan soundtrack manusia harimau"
       habis nonton GGS,"astaga, gue ada tugas. bikin tugas dulu. ingat reyhan, tujuan kamu kesini buat        apa, KULIAH!"
       habis bikin tugas,"udah larut malam, gue harus jaga kesehatan. tidur dulu ahh"
       Dan akhirnya gak jadi nulis.

       Sebenarnya malam ini gue capek banget karena habis latihan basket, tapi keinginan nulis dalam diri gue mengalahkan rasa capek itu. okee.. malam ini kita akan bahas mengenai kisah nyata masa kecil gue yang hobi banget sama detektif. detektif apa yang paling terkenal menurut lo? conan edogawa, sherlock holmes, hercule poirot, cita citata? oke yang terakhir itu bukan detektif. Ketika kecil gue sangat terobsesi menjadi detektif karena pengaruh baca komik detektif conan. Bahkan ketika guru gue nanya cita-cita gue apa, gue dengan bangga bilang,"pengen jadi detektif". Gue mulai baca detektif conan semenjak kelas 3 SD. Dan semenjak saat itu gue terobsesi untuk memecahkan kasus-kasus.

       Lalu akhirnya saat-saat yang ditunggu datang juga, KAOS KAKI KINI ADA EKSTRAKNYA!! #komersial break. Bukan, bukan itu. ada kejadian kehilangan di SD gue. Uang kas kelas gue hilang sewaktu jam istirahat. KASUS PERTAMA! disaat guru gue kasak-kusuk nyuruh ngumpulin tas, gue memulai penyelidikan gue. setelah semua warga kelas ngumpul gue mulai menginterogasi mereka. Di sekolah gue ada aturan, gak boleh berada di dalam kelas selama jam istirahat. untuk itu ditugaskan seorang petugas piket di pintu kelas. jika ada yang ingin masuk kelas harus ngelapor ke piket. Dan maksimal tiga orang yang boleh masuk kelas selama istirahat. Jadi gue tanya piketnya, "siapa aja yang masuk kelas selama jam istirahat?"
kata piket," ada tiga orang"
"wahh persis kayak di komik, biasanya tersangkanya ada 3 orang" pikir gue.
"siapa aja mereka?" tanya gue kemudian.
"rezki, dori dan nova" jawabnya.
 "urutan masuknya?" tanya gue lagi
 "rezki, dori, nova saling bergantian. masuk satu per satu"
   Sementara itu, hasil pemeriksaan tas nihil. tidak ditemukan barang bukti di tas kami. dari wawancara tadi, gue lagsung berpikir cepat. kalau memang pelakunya ada diantara mereka, gak mungkin pelakunya masuk nomor satu atau dua, karena kemungkinan ketika dia masuk, bakalan ada orang yang masuk kelas juga. jadi pelakunya pasti orang yg masuk terakhir. karena gak bakalan ada yg masuk setelahnya, jadi dia aman. walaupun terkesan men-judge, tapi itulah pemikiran gue waktu itu. Gue langsung lapor Bu Guru.
     "Bu, coba periksa si Nova, karena dia yang masuk terakhir"
      Bu Guru manggil nova dan Nova berjalan ke arah guru dengan kaki agak pincang.
       "kenapa kaki kamu?" tanya bu guru.
       "agak sakit bu, terkilir" jawabnya.
       setelah seluruh tubuh Nova diperiksa (hanya tubuh luar) uang tetap tidak ditemukan. hanya ada satu tempat yang belum diperiksa. didalam sepatu. Bu Guru menyuruh Nova membuka sepatunya. Nova terlihat ragu, dia enggan membuka sepatunya. Namun setelah dipaksa akhirnya dia mau membukanya dan ternyata benar. Di dalam kaos kakinya ditemukan uang receh yang banyak dan beberapa lembar uang kertas, makanya jalannya agak pincang. setelah dihitung, jumlahnya persis sama dengan uang kas yang hilang. CASE SOLVED!

       Semenjak kasus pertama itu gue menjadi semakin bersemangat, gue gak sabar nunggu kasus selanjutnya. dan kasus kedua itu pun datang. kali ini uang teman gue hilang RP500,00 . mungkin lo menganggap remeh uang logam 500 perak, tapi pada kenyataannya zaman segitu dengan uang 500 perak lo bisa membeli "kerupuk leak" sebanyak 5 buah (kerupuk leak: sejenis kerupuk yang diolesi kuah sate).
       
      Gue dan 4 orang teman gue memulai penyelidikan sat jam istirahat, namun nihil gak ada hasil. uang tidak ditemukan. saat itu ada teman gue yang bilang,
       "tadi si Luthfi pulang karena sakit"
       "berarti si Luthfi pelakunya, dia lari dengan membawa barang bukti" kata gue langsung.
       "apa yang hawus kita lakukan weyhan?" tanya teman gue yang gak bisa nyebut huruf "R"
       "kita harus pergi ke rumahnya dan mengambil uang itu kembali, ayo berangkat" jawab gue tegas.
       Akhirnya gue dan 4 teman gue kabur dari pekarangan sekolah menuju rumah Luthfi. setibanya di rumah Luthfi,
        "assalamu'alaikum tante" kata gue.
        "wa'alaikumsallam, ada apa?"
         "kami ingin menemui luthfi, tadi dia ngambil uang 500." kata gue ceplas ceplos. maaf, kalau waktu kecil gue agak gila. untung aja si tante gak ngelempar gue dengan sapu yang dipegangnya. setelah itu si tante yang adalah mama luthfi manggil luthfi. luthfi keluar, ketika kami tanya jawab si luthfi bukan dia yang ngambil uang itu tapi si david, karena dia tadi cabut.
          "kalau begitu si david pelakunya" kata gue. kami pun pergi ke rumah david. sesampainya di rumah david, terjadi perselisihan diantara kami berlima.
            "jam istirahat udah habis, ayo pulang" kata salah seorang teman gue.
            "jangan, kasus ini belum kita pecahkan" kata gue menolak.
            "tapi nanti bu guru masuk, kita bisa kena marah" kata yang lain.
            "tapi masalh ini lebih penting, kita harus bersikap professional!" jawab gue.
            "apa itu professional?" tanya yang satu lagi.
            "gak tau, gue baca itu di komik dan kedengarannya keren, makanya gue bilang" kata gue.
             "pokoknya kami ingin ke sekolah, kami gak ingin kena marah.kami pergi dulu ya." kata yang pertama tadi, diikuti oleh 3 orang lainnya. tinggal gue berdua sama teman gue yang gak bisa nyebut "R'. gue tanya, "kenapa lu gak ikutan pergi?"
              "aku gak ingin ninggalin kamu, aku ingin kita melewati ini bewsama. aku ingin menemanimu hingga akhiw. ayo kita cawi pelakunya." kata dia. kemudian kedua mata kami saling bertatapan, dan kami pun saling berpegangan tangan, lalu gue bilang "terima kasih kevin". yup, kevin adalah cowok. sekarang gue ngerasa hina banget mengingat itu. Namun malangnya, setelah tiba di rumah david, david gak ada di rumah. kami pun memutuskan untuk kembali ke sekolah. dengan tergesa-gesa kami berlari menuju kelas. di depan kelas sudah berdiri 3 orang teman kami tadi. ketika melihat kami berdua, bu guru nyuruh kami ikut berdiri di depan juga.
           lalu kata beliau. "luruskan tangan kalian ke depan, buka telapak tangan, balikkan seperti orang meminta" kami berlima menurutinya. dan bu guru ini mengeluarkan senjata pamungkasnya, rol ukuran 100 cm yang besar. dan kemudian "plak..plak..plak...plak..plak..." telapak tangan kami dipukul dengan rol itu. kalau zaman sekarang udah dianggap pelanggaran HAM tu. anak zaman sekarang cemen. dikit-dikit HAM, walaupun sakit tapi gue ketawa cengengesan karena petualangan yang gue dapatkan hari ini. yahh, pada akhirnya uang 500 perak itu tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.

5 komentar: