Kamis, 04 Oktober 2018

Azab, ujian, atau alamiah?


Assalamu’alaikum. Selamat malam.
Sudah lama tidak menulis, dan Alhamdulillah pada kesempatan kali ini bisa menulis kembali.
Baru-baru ini Indonesia dikejutkan dengan gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala & Palu, Sulawesi. Gempa tersebut terjadi pada tanggal 28 September 2018 pukul 18:02 WITA atau 17:02 WIB. Gempa dengan kekuatan 7,4 SR (ada yang menyebut 7.7 SR) ini diikuti oleh tsunami yang meluluhlantakkan kota Palu dan Donggala. Tak cukup sampai disitu, tak lama setelah gempa dan tsunami, terjadi fenomena Likuifaksi atau tanah bergerak yang menelan satu kompleks perumahan kedalam tanah. Sampai saat ini, 2000 orang telah dinyatakan sebagai korban dan jumlahnya terus bertambah. Kita bersedih dan berduka atas peristiwa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk menghadapi ini.
Yang menarik, banyak yang berkomentar mengenai peristiwa ini di media sosial. Ada yang beranggapan ini adalah ujian, ada yang mengatakan ini azab, dan ada yang berpendapat ini adalah kejadian alam biasa yang tida perlu disangkutpautkan dengan kehendak Tuhan. Netizen di media sosial, ramai membincangkan ini. Manakah pendapat yang benar? Menurut saya, ketika terjadi bencana alam di suatu tempat, maka yang harus diinterospeksi pertama kali adalah diri sendiri. Jadikan bencana tersebut sebagai kesempatan untuk melihat kembali apa yang telah kita perbuat selama ini. Apakah yang kita lakukan telah sesuai dengan perintah Allah dan kita tidak melakukan yang dilarangnya? Apakah kita telah benar-benar memurnikan ketaatan kepada Allah dan tidak menyekutukannya? Itulah yang harus kita lakukan pertama kali saat mendengar bencana terjadi di suatu tempat.
Jangan sibuk menghakimi orang lain dengan menuduh bencana yang terjadi di tempat tersebut sebagai azab atas dosa penduduknya. Tapi berkacalah kepada diri sendiri atas apa yang telah diperbuat selama ini. Bencana tidak terjadi di tempat kalian bukan berarti kalian lebih baik dibanding penduduk yang tertimpa bencana. Bisa jadi tidak terjadinya bencana di tempat kalian adalah karena Allah sudah tidak peduli dengan kalian. Atau Allah sengaja menangguhkan bencana di tempat kalian sampai kalian terlena dengan dosa-dosa kalian. Dan bisa saja bencana yang menimpa saudara kalian di tempat lain adalah karena Allah masih sayang dengan mereka. Allah ingin mereka kembali mengingat Allah dengan memberinya bencana tesebut. Siapa tau setelah bencana itu, penduduk di daerah tersebut menjadi lebih ta’at kepada Allah. Sementara kita yang sibuk menghakimi malah tidak mendapat pelajaran dari peristiwa tersebut dan semakin jauh dari Allah. Semoga kita dijauhkan dari hal tersebut.
Sekarang pertanyaan selanjutnya? Apakah gempa dan tsunami yang terjadi atas campur tangan Allah atau hanya kejadian alamiah biasa? Saya sepakat bahwa gempa dan tsunami tersebut terjadi atas kehendak Allah. Karena bahkan satu helai daun yang gugurpun terjadi atas kehendak Allah. Apakah Allah jahat? Tidak karena bisa saja ada hikmah dibalik persitiwa tersebut yang kita tidak tau.
Apakah setiap bencana diartikan sebagai azab dari Allah? Menurut saya tidak. Bisa saja bencana tersebut terjadi karena Allah menginginkannya seperti itu, Bisa saja bencana itu memang sesuatu yang harus terjadi dan telah dituliskan di lauhul mahfudz jauh sebelum manusia tercipta. Atau bisa juga bencana itu merupakan cara Allah agar bumi kembali menemukan titik keseimbangannya. Wallahu'alam, kita tidak selalu tau apa hikmah dibalik suatu peristiwa, namun yang harus kita lakukan adalah berhusnudzan kepada Allah dan orang yang sedang ditimpa bencana serta melakukan introspeksi kepada diri sendiri.
 Demikian opini saya untuk peristiwa ini. Semoga Sulawesi cepat pulih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar