Minggu, 09 Maret 2025

Review Novel Animal Farm: Ketika Revolusi Berakhir dengan Kekecewaan

 

Pernah nggak sih, kamu ngerasa kalau dunia ini lucu? Orang-orang yang dulu teriak tentang keadilan, begitu punya kuasa malah jadi lebih nyebelin dari yang mereka lawan. Nah, kira-kira itulah yang diceritakan di Animal Farm, novel klasik karya George Orwell. Jangan tertipu sama judulnya, ini bukan cerita tentang hewan-hewan lucu di peternakan, tapi sindiran tajam soal kekuasaan, politik, dan bagaimana ambisi bisa mengubah segalanya.

Ceritanya dimulai di sebuah peternakan, di mana hewan-hewan udah muak sama perlakuan majikannya, seorang manusia yang pemalas dan semena-mena. Mereka akhirnya memberontak, ngusir si manusia, dan mendirikan sistem sendiri di mana semua hewan punya hak yang sama. Ini ibarat Indonesia dulu ketika melawan penjajah Belanda dan Jepang. Kedengarannya keren, kan? Tapi ya namanya juga cerita politik, nggak ada yang berjalan semulus itu. Perlahan-lahan, babi-babi, yang katanya hewan paling pintar di peternakan, mulai mengambil alih kepemimpinan. Salah satu babi, Napoleon, pelan tapi pasti berubah dari pemimpin revolusi menjadi penguasa yang lebih buruk dari manusia yang mereka gulingkan dulu.

Salah satu bagian yang bikin Animal Farm ngena banget adalah momen pembangunan kincir angin. Napoleon ngejual ide ini sebagai proyek besar yang bakal bikin hidup hewan-hewan lebih sejahtera. Tapi pada kenyataannya? Hewan-hewan kerja rodi tanpa imbalan yang layak, sementara para babi hidup makin nyaman. Ini semacam janji-janji pembangunan yang sering kita dengar, tapi akhirnya rakyat yang harus nanggung beban terberatnya.

Dan yang nggak kalah menarik, Napoleon juga memainkan strategi politik klasik: mencari musuh bersama. Dia menuduh Snowball, babi lain yang dulu juga berjuang dalam revolusi, sebagai pengkhianat dan penyebab semua masalah di peternakan. Setiap ada bencana, gagal panen, atau kincir angin roboh, semuanya langsung disalahkan ke Snowball. Padahal, Snowball udah diusir sejak lama dan nggak jelas keberadaannya. Ini mirip banget sama taktik di dunia nyata, di mana pemimpin sering cari kambing hitam buat nutupin kegagalan mereka sendiri. Musuhnya bisa siapa aja, oposisi, media, ideologi, kelompok tertentu, yang penting perhatian rakyat dialihkan dan mereka tetap bisa berkuasa tanpa banyak ditanya.

Tapi Napoleon nggak cuma jago main propaganda, dia juga tahu kalau kekuasaan butuh alat untuk menekan yang berani melawan. Makanya, dia sengaja memelihara sekelompok anjing sejak kecil, membesarkan mereka dengan loyalitas buta, dan menjadikannya pasukan pengaman pribadi. Anjing-anjing ini bertugas menakuti hewan lain, menyingkirkan yang berani bersuara, dan memastikan Napoleon tetap tak tersentuh. Kedengeran familiar? Yap, dalam dunia nyata, pemimpin sering punya alat kekuasaan sendiri, bisa berupa aparat yang setia, buzzer yang terus membela, atau kelompok tertentu yang siap membungkam kritik. Intinya, yang berkuasa nggak akan membiarkan rakyat punya suara yang terlalu keras.

Yang bikin lebih ngeselin lagi, peraturan yang awalnya dibuat buat memastikan kesetaraan malah mulai diubah seenaknya. Sampai akhirnya muncul kutipan yang paling legendaris dari buku ini: “All animals are equal, but some animals are more equal than others”. Kalau diterjemahin bebas, kira-kira artinya: “Semua hewan setara, tapi ada yang lebih setara dari yang lain.” Aneh? Banget! Tapi bukannya ini juga kejadian di dunia nyata?

Buku ini, walaupun ditulis tahun 1945, masih relate banget sama kondisi sekarang. Tentang bagaimana kekuasaan itu gampang bikin orang lupa diri, gimana janji-janji revolusi bisa berubah jadi omong kosong, dan gimana yang kuat selalu cari cara biar tetap berkuasa. Orwell nunjukin dengan cara yang sederhana tapi bikin mikir: apakah kita benar-benar belajar dari sejarah, atau cuma muter di lingkaran yang sama?

Kalau kamu belum baca Animal Farm, aku saranin banget buat coba. Bukunya nggak tebal, halamannya ga terlalu banyak, bahasanya juga nggak ribet, tapi pesannya dalem. Ini bukan sekadar cerita tentang hewan, tapi cermin yang bikin kita sadar, kadang dunia nyata nggak jauh beda dari peternakan yang dikuasai Napoleon dan kawan-kawannya. Kesimpulannya, jangan jadi BABI dan ANJING.

Jumat, 17 Januari 2025

Pengalaman Tes CPNS 2024 di Instansi K

Tahun 2024 menjadi salah satu tahun yang penuh harapan dan perjuangan bagi aku. Dengan berbagai pertimbangan, aku memilih untuk “banting stir” dari bekerja di sektor swasta menjadi berkarier di instansi pemerintahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, aku mengikuti seleksi CPNS Tahun 2024. Aku ga akan menyebut instansi mana yang aku ambil, karena akan terdapat beberapa pembahasan sensitif di blog ini. Jadi aku akan memberi “clue” supaya kalian bisa menebak instansi yang aku pilih. Aku mendaftar di lembaga penegak hukum dengan inisial “K” dengan pilihan formasi Arsiparis Ahli Pertama yang menerima jurusan S-1 Psikologi dan beberapa jurusan lainnya seperti jurusan Pendidikan Agama Islam, Kearsipan, Perpustakaan, Pertanian, Sosiologi, dll. Alasan aku memilih instansi K adalah karena kuota penerimaan yang termasuk besar dibanding tempat lain, yaitu sebanyak 484 orang untuk formasi Arsiparis Ahli Pertama. Dalam tulisan ini, aku ingin berbagi pengalaman lengkap dari awal hingga akhir proses seleksi. Harapannya bisa menjadi pelajaran dan inspirasi bagi teman-teman yang ingin mencoba peruntungan di dunia CPNS.

Semua bermula dari pendaftaran online melalui portal SSCASN. Tahap awal ini terlihat sederhana, tapi cukup menegangkan. Aku harus memastikan semua dokumen seperti ijazah, KTP, transkrip nilai, dan surat lamaran lengkap yang ditulis tangan dan sesuai dengan format yang diminta. Istriku juga membantu dalam proses ini. Meskipun terlihat sepele, ada banyak peserta yang gugur hanya karena kesalahan kecil dalam mengunggah dokumen. Aku berulang kali memeriksa file-file tersebut, memastikan semuanya beres sebelum akhirnya mengunggahnya. Pengumuman seleksi administrasi keluar tanggal 16 September 2024, dan aku merasa lega ketika melihat namaku dinyatakan lolos. Ini baru langkah pertama, tetapi rasanya seperti mendapat suntikan semangat besar untuk melangkah ke tahap berikutnya.

Tes SKD menjadi tantangan berikutnya. Ujian berbasis CAT (Computer Assisted Test) ini menguji kemampuan dalam tiga bidang utama: Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Aku dan teman-teman di tempatku bekerja belajar bersama untuk tes ini. Kami mengambil paket bimbel online dan latihan try out hampir setiap hari. Aku sarankan bimbel Alfaiz untuk latihan TIU dan untuk TWK di Dhedi R. Ghazali. Kebetulan ada juga satu orang temanku yang mengambil instansi K namun di formasi berbeda. Aku mengikuti tes SKD pada 25 Oktober 2024 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, tempatku bekerja. Alhamdulilah, hasilnya cukup memuaskan. Skorku adalah 401, dengan rincian TWK 80, TIU 130, dan TKP 191. TWK tahun ini cukup sulit karena semua jawaban positif. Kita harus paham nilai-nilai Pancasila dan integritas serta cinta tanah air. Aku bersyukur karena berhasil mencapai nilai di atas passing grade (PG), tetapi melihat peserta lain yang juga memiliki nilai tinggi, aku sadar persaingan masih sangat ketat. Bersyukurnya lagi, di formasiku yang lulus SKD kurang dari 3x jumlah formasi, jadi otomatis semuanya lanjut ke tahap SKB.

Tahap selanjutnya adalah SKB Non-CAT yang berlangsung pada 2-5 Desember 2024. Tes ini meliputi psikotes, praktek kerja, wawancara psikologi, dan tes kesehatan. Aku berusaha diet agar berta badanku ideal sesuai BMI pada saat tes kesehatan. Bahkan aku juga ikut gym untuk persiapan. Tes pertama yaitu Psikotes berlangsung di Universitas Negeri Padang (UNP) dan menguji berbagai aspek seperti inteligensi (tes IST), Kepribadian dan Kejiwaan (PAPI Kostick dan MMPI). Sesi ini cukup menguras energi dan sedikit ada gangguan jaringan internet pada saat mengerjakan. Pada praktek kerja kami diberi 2 soal MS. Word dan 2 soal MS. Power Point yang harus kami tiru. Ada soal studi kasus juga pada soal pertama ms. Word. Aku merasa cukup percaya diri meskipun ada momen-momen di mana aku bertanya-tanya apakah yang aku lakukan sudah memenuhi ekspektasi panitia. Pada Wawancara psikologi aku ditanya tentang motivasi, kelebihan dan kekurangan, cara mengatasinya, cara menghadapi masalah di dunia kerja, cara berhadapan dengan orang-orang, dan pengalaman kerja. Aku mencoba untuk tetap jujur dan tidak memberikan jawaban yang terlalu "dibuat-buat.".

Selanjutnya Tes kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit dr. Reksodiwiryo Padang, yang meliputi pemeriksaan fisik, berat badan dan tinggi badan sesuai BMI, tes darah, tes urin, tes THT, mata, rontgen dada, tes EKG Jantung, tensi, dan terakhir ambeien. Di hari terakhir aku mengikuti wawancara pimpinan yang berlangsung di kantor wilayah Instansi K. Pewawancaranya adalah Bapak F*ja* M*ft*. Kami masuk ke ruangan beliau sekaligus berenam orang. Pertanyaan yang diajukan cukup menantang, seperti pandangan tentang IKN, kasus yang sedang viral di instansi K, hingga konsep restorative justice. Aku kagum dengan cara beliau menyampaikan pertanyaan dan berinteraksi, sehingga membuatku semakin semangat ingin menjadi bagian dari instansi ini. Tes terakhir yaitu Tes SKB CAT dilaksanakan pada 15 Desember 2024 di Kantor BKN Padang, dekat kompleks Singgalang. Aku mendapatkan skor 350 dan menjadi peringkat kedua di sesi tersebut. Meskipun hasilnya membanggakan, aku tetap waspada karena seleksi ini tidak hanya bergantung pada nilai CAT saja.

Saat pengumuman akhir tiba, aku merasa campur aduk. Harapan bercampur kecemasan yang terus menghantui. Namun, ketika hasilnya keluar, aku dinyatakan TMS (Tidak Memenuhi Syarat). Nilai praktek kerjaku 69 dan nilai wawancara pimpinan 92, namun tidak lolos di tes kesehatan. Rasanya seperti dihantam badai. Yang membuatku semakin kecewa adalah pengumuman ini tidak transparan. Tes kesehatan fisik, psikotes, kejiwaan, dan wawancara psikologi digabung dalam satu kategori penilaian "Tes Kesehatan," padahal tahun lalu dipisah. Sehingga aku tidak tahu di mana letak kekuranganku. Aku merasa bingung karena tidak ada penjelasan detail mengenai apa yang sebenarnya menjadi penentu utama dinyatakan memenuhi syarat (MS) atau tidak memenuhi syarat (TMS). Dari 484 kuota formasi Arsiparis Ahli Pertama, hanya 285 yang terisi. Sisanya dinyatakan TMS. Begitu juga di formasi lain yang banyak TMS sehingga menimbulkan tanda tanya besar. Padahal jika dari segi nilai, Alhamdulillah aku masuk 8 besar. Bahkan yang nilai paling tinggi di formasiku pun juga TMS. Rata-rata yang TMS adalah yang peringkat atas. Setidaknya panitia harus memberitahu dimana letak kekurangannya. Jika memang ada sakit fisik, maka itu akan jadi dasar kami untuk melakukan pengobatan. Jika gagal di psikotes, maka ini jadi bahan evaluasi dan instrospeksi kami sebagai peserta. Sistem seleksi yang ada terasa seperti "untung-untungan." Tapi balik lagi ya, semua ini soal rezeki dan memang belum rezekiku disini. Teman kerja yang mendaftar di Instansi K juga, yang aku ceritakan di awal tadi, juga TMS.

Kegagalan ini membuatku merenung. Aku merasa telah memberikan yang terbaik, mulai dari usaha belajar, doa, hingga berbagai ibadah yang aku lakukan. Namun, hasilnya tidak sesuai harapan. Meski begitu, aku mencoba menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Aku percaya, Allah punya rencana lain yang lebih baik untukku. Setiap langkah dalam proses ini memberikan pelajaran berharga. Aku belajar untuk lebih sabar, kuat, dan tetap berusaha. Bisa jadi ada hikmah yang aku belum tau kali ini. Istriku juga memberi penguatan sehingga aku bisa lebih tenang. Bagi teman-teman yang sedang atau akan mengikuti seleksi CPNS, pesanku adalah persiapkan diri sebaik mungkin, bukan hanya secara akademis, tetapi juga mental dan fisik. Jangan lupa setelah kita berusaha dan berdoa, siapkan ruang IKHLAS di hati kita. Kalo belum kata Allah ya belum, tapi kalo udah saatnya, Tak ada satu orang pun yang bisa menghalangi rezeki kita. Bagi kalian yang ingin mendaftar di instansi K, jika masih muda dan punya banyak kesempatan gagal silakan mencoba karena hasilnya tidak bisa kita prediksi, tetapi bagi yang sudah usia di atas 30-an, mungkin saatnya memilih instansi lain yang tidak ada tes Non-CAT nya. Selamat berjuang bagi kalian yang membaca ini. Bagi yang mau nanya-nanya silakan tulis di kolom komentar.

Sabtu, 19 November 2022

Tekad Donor Darah

 


Jika dihitung, mungkin lebih dari 25 kantong darah yang telah masuk ke tubuh mama selama mama sakit. Kondisi mama memang terkadang menurun sehingga dokter menyarankan untuk melakukan transfusi darah. Darah tersebut tentu tidak cukup jika hanya berasal dari kami sekeluarga. Oleh sebab itu kami sering meminta pertolongan ke PMI untuk mendapatkan kantong darah. Alhamdulillah banyak orang baik di PMI yang kami temui dan dengan senang hati menjadi pendonor. Atas nama keluarga, saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada para pendonor tak dikenal tersebut. Di dunia mungkin mereka tak dikenal, tapi di langit insya Allah para Malaikat menyebut kebaikan mereka.

Kini tiba saatnya saya sebagai seorang anak membalas kebaikan tersebut. Saya bertekad untuk menjadi pendonor rutin mulai saat ini. Mungkin di luar sana ada seorang Ibu yang harap-harap cemas mendapatkan satu kantong darah untuk bayinya. Mungkin ada seorang suami yang menanti satu kantong darah untuk menyelamatkan istrinya. Mungkin juga ada seorang anak yang berharap satu kantong darah untuk kesembuhan Bapaknya. Semoga tidak ada orang-orang yang kehilangan orang tercinta karena tidak mendapatkan transfusi darah.

Melalui postingan ini saya juga mengajak pembaca semua untuk ikut bergabung membiasakan diri melakukan donor darah. Satu kantong darah yang kita berikan sangat berarti bagi keluarga yang membutuhkan.


Momen



Sampai kapanpun, foto ini akan selalu jadi foto terbaik bagiku. Big thanks to @rimaayala for taking this picture. Mau sungkem ke Rima rasanya.

Begitu upacara wisuda selesai, mama diikuti papa langsung turun dari lantai 2 tempat orang tua duduk menuju ke tempatku. Begitu mama melihatku, mama langsung menghambur ke arahku dan memelukku sambil menangis. Tak peduli walau disana masih banyak teman-temanku yg melihat. Papa berdiri di belakang mama sambil menahan air matanya agar tak menetes.

Di momen seperti itulah foto ini diambil. Semua rasa tergambar dalam satu momen ini. Ada perasaan senang, bahagia, bangga, terharu, sedih, dan lega. Senang karena akhirnya anak pertama beliau telah di wisuda. Terharu karena anak yang diasuhnya sejak kecil kini telah menyandang gelar sarjana. Lega karena beliau sempat takut aku ga bakalan lulus karena banyaknya "ujian" yang datang di semester-semester akhir. Cukuplah aku yang tau bagaimana kerasnya perjuangan mama dan papa agar aku bisa lulus. Rasa sayang mama kepadaku memang begitu besar kurasakan, hingga aku merasa terlalu dimanjakan oleh beliau. Tapi itulah yang aku rindukan saat ini.

Jujur, aku bukan orang yang terlalu suka acara seremonial dan sikap formal berlebihan. Sebelum hari wisuda, aku merasa orang tuaku tidak perlu bepergian sejauh 2101 kilometer hanya untuk melihatku berjabat tangan dengan Dekan dan Rektor. Kalo mau berfoto pun di studio foto kota Padang juga bisa dilakukan. Toh yang penting anaknya sudah lulus. Tapi setelah melihat foto ini aku bersyukur mereka datang. Momen yang tergambar dalam satu gambar ini tidak akan bisa digantikan oleh apapun.

Manfaatkan setiap momen yang ada bersama orang yang berharga bagi kita, karena jika mereka sudah tiada, mereka hanya bisa hidup di dalam kenangan kita. 

Kehilangan Terhebat #2



Kadang kita merasa orang tua kita akan ada selamanya. Tanpa sadar kita sering tak acuh dan tak mensyukuri kehadiran mereka. Kita mengira masih punya banyak waktu untuk bersama mereka. Nyatanya tidak. Satu-satunya hal pasti di dunia ini yg tak bisa diulang adalah waktu. Waktu berlalu begitu cepat hingga tanpa sadar satu per satu orang yang kita sayang pergi.

Sekarang mama udah ga ada. Tak ada lagi tempat cerita, tak ada lagi mama yg akan mendoakanku, tak bisa lagi minta restu mama, tak bisa lagi peluk mama, tak bisa lagi cium tangan dan kening mama, mama ga bisa hadir di pernikahanku, mama ga bisa ikut menggendong anakku kelak, dsb. Tak ada lagi artinya semua pencapaian di tempat kerja karena mama tak bisa menikmatinya.

Kalo boleh berpesan kepada teman-teman yang orang tuanya masih lengkap, sayangilah mereka seakan hari ini adalah hari terakhir bersama mereka. Karena jika mereka sudah tidak ada, tidak ada lagi yg bisa menggantikannya.

Kurang lebih 26 tahun yang lalu mama membawaku ke dunia dari rahimnya, kini aku lah orang yang mengantarkan beliau ke liang lahat, membaringkan beliau menuju peristirahatan terakhirnya. Sebagian diriku ikut terkubur bersama tanah terakhir yang kutabur di kuburan mama. Selamat jalan mama, izinkan aku mengulang kalimat terakhir yang ku ucapkan kepada mama di liang lahat, "Terima kasih sudah menjadi mama bagi kami berlima, sekarang biar giliran Reyhan yang akan jaga papa & adik-adik".

Minggu, 11 Oktober 2020

Pengalaman ikut tes PTPN (Perkebunan Nusantara) 2020

Aku mau cerita tentang pengalamanku menjalani tes PTPN, karena aku liat masih sedikit yang nulis tentang ini. Akupun ketika mencari informasi tes PTPN juga kesulitan menemukan tulisan dari peserta tes. Jadi semoga melalui tulisan ini yang mau ikut tes PTPN bisa ngambil pelajaran dan dapat informasi dari tes yang pernah aku jalani.

Bagi yang belum tau, PTPN merupakan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan mulai dari pengadaan, pengolahan hingga pemasaran produk. Beberapa tanamannya yaitu kelapa sawit, kopi, karet, teh, tebu, dll. Setauku PTPN punya 14 perusahaan mulai dari Perkebunan Nusantara I sampai  Perkebunan Nusantara XIV dengan Perkebunan Nusantara III sebagai holding company.

Sekarang masuk ke pengalaman tes. Karena pandemi covid-19 semua proses rekrutmen dilakukan secara online. Ketika itu pendaftarannya dibuka dari tanggal 13-19 Juli 2020. Ada 4 posisi yang dibuka yaitu bidang tanaman, bidang teknik/pengolahan, bidang keuangan, dan bidang umum. Untuk lulusan psikologi seperti aku hanya bisa mendaftar di bidang umum. Aku memilih mendaftar di PTPN V Riau dan PTPN II Sumut + Papua.  Berkas-berkas yang dipersiapkan merupakan berkas standar saat melamar kerja, yaitu E-KTP Asli, Ijazah Asli/Surat Keterangan Lulus Asli, Transkrip Nilai Asli, Kartu Keluarga Asli. Semua berkas di upload pada web ppm-rekrutmen melalui akun yang telah kita buat.

Aku dinyatakan lulus seleksi administrasi. Setelah itu lanjut ke tes Intelegensi online 1 Agustus-3 Agustus. Tesnya Cuma setengah hari tapi karena pesertanya banyak maka dibagi ke dalam beberapa gelombang. Tes intelegensi berupa tes verbal, logika, pola bangun ruang dan semacamnya.

Alhamdulillah aku lulus tes intelegensi online. Setelah itu lanjut personality test, tes bidang tugas, dan tes bahasa inggris online. Personality test sama kayak tes kepribadian lainnya cuma pengen tau kita kayak gimana. Untuk tes bidang tugas kita ditanya tentang hal umum mulai dari pengetahuan tenang BUMN, Perseroan Terbatas, basic IT, karyawan, penggajian, undang-undang ketenagakerjaan, keuangan, dll. Tes bahasa inggris seperti tes TOEFL cuma soalnya lebih sedikit. Sejujurnya aku pesimis bisa lolos tes ini karena aku menjawab secara tidak maksimal. Alhasil aku pasrah jika dinyatakan gagal.

11 September aku membuka website dengan rasa pesimis namun aku kaget ternyata aku lulus. Tes selanjutnya adalah wawancara bidang tugas dan FGD. Jadwal testnya dari 12-17 September. Ini adalah pengalaman pertamaku melakukan wawancara bidang tugas dan FGD bahasa Inggris. Jujur aku lebih takut FGD bahasa Inggris karena bahasa Inggrisku yang jelek. Semenjak pengumuman lulus ke tes selanjutnya setiap hari kau rutin belajar FGD dengan menggunakan bahasa Inggris dan mendengarkan video youtube bahasa Inggris untuk menambah kosakata bahasa Inggris.

Lalu tibalah pada hari tes. Tes pertama adalah FGD bahasa inggris online. Aku masuk ke dalam kelompok 6 orang dengan satu instruktur dari Univesitas Muhammadiyah Malang. Sainganku ada yang dari Sumatera utara namun bekerja sebagai asisten peneliti di Jakarta, ada yang dari Aceh, ada yang dari Palembang, dan satu lagi aku ga tau darimana. Kami berenam mengaku baru pertama kali ikut tes FGD bahasa Inggris. Kami disuruh memilih salah satu kartu diantara kartu bertuliskan huruf P,Q,R,S,T. Aku memilih huruf R karena itu awalan namaku. Peserta lain juga memilih R. Akhirnya kartu R dibuka dan isinya adalah studi kasus jika kamu diharuskan bekerja ke tempat terpencil bagaimana caramu meyakinkan ibumu agar kamu diizinkan pergi. Kami diberi waktu 3 menit untuk memikirkan jawabannya. Setelah itu kami diminta untuk menjawab. Ternyata ada satu peserta yang tiba-tiba menghilang dari aplikasi zoom. Aku menduga dia ketakutan dan melarikan diri. Atau bisa saja signalnya bermasalah.

Pertanyaan kedua adalah jika harus memilih bekerja ke tempat terpencil sesuai perintah atasan namun orang tua tidak mengizinkan maka mana yang akan kamu pilih? Orang tua atau atasan? Untuk tes FGD ini aku sarankan kalian harus inisiatif mengajukan diri untuk menjawab pertama. Intinya percaya diri dan ga usah takut salah. Instruktur juga mengatakan ga masalah kalo mau pake 1 atau 2 kata bahasa Indonesia jika benar-benar lupa kosakata bahasa Inggris.

Untuk wawancara bidang tugas dilakukan 2 hari setelahnya. Aku diwawancara oleh pihak PTPN V. Ada 3 orang pewawancara, namun hanya 2 yang mewawancaraiku karena satunya sedang sibuk (tidak tertarik?). pertama wawancara oleh psikolog mengenai pengetahuan alat tes psikologi dan skripsi. Mampus, aku ga baca ini sebelum tes. Iya harusnya lulusan psikologi udah hafal ini, tapi aku lupa istilah-istilahnya. Terus tentang SPSS dan metode penelitian skripsi aku juga udah ga ingat lagi karena aku lemah di statistika jadi gam au inget-inget itu lagi. Alhasil aku mengarang bebas. Parah.

Selanjutnya aku diwawancarai oleh orang yang sepertinya kepala bidang. Aku ditanya alasan gabung PTPN, apa yang bisa aku berikan pada perusahaan, apakah siap jika ditempatkan di tempat terpencil, dan apakah ada rencana lanjut S2. Bapaknya cukup kritis, jawaban standar ga bakalan mempan ama dia, dia terus menggali jawabanku lebih dalam sampai aku kelagapan. Setelah wawancara bidang tugas ini aku ngerasa bodoh banget karena gabisa jawab dengan maksimal. Menurutku ini terjadi karena 2 hal, pertama ini pengalaman petamaku wawancara bidang tugas dan kedua aku terlalu meremehkan sehingga kurang membaca tentang alat tes psikologi dan skripsi. Saranku kalian harus banyak-banyak baca.

Melihat wawancaraku aku udah pesimis banget yakin ga bakalan lolos. Jadi aku ga berharap apa-apa lagi dari PTPN ini. pengumumannya tanggal 22 September dan aku sengaja ga buka pengumumannya karena malas dan udah tau hasilnya. Aku akhirnya buka pengumuman tersebut di awal Oktober dan benar aku ga lolos. Kalo misalkan lolos, tes selanjutnya adalah tes kesehatan dan wawancara direksi yang dilakukan secara offline dan jadwalnya masih akan diumumkan. Tinggal 2 tahap lagi menuju lolos diterima sebagai karyawan. Sedih sih, tapi dari kegagalan ini aku jadi punya pengalaman FGD bahasa Inggris dan wawancara bidang tugas yang pastinya bisa aku gunakan di kesempatan lain. Dan Alhamdulillah Allah memberi aku kesempatan di tempat lain. Mungkin nanti akan aku ceritakan. Sekian dari aku kalo mau tanya-tanya bisa reply. Terima kasih.

Rabu, 23 September 2020

Siapakah Ya’juj Ma’juj?

Teori liar: Ya’juj Ma’juj bukan makhluk lain tapi bangsa manusia juga.

Kenapa? Teknologi udah secanggih ini. satelit, radar, drone, semuanya ada. Bisa dikatakan seluruh kawasan bumi udah dipetakan tapi lokasi bangsa Ya’juj Ma’juj yang terkurung tembok besi masih juga belum ditemukan.

Padahal jumlah Ya’juj Ma’juj ini sangat banyak (jutaan mungkin) karena menurut hadist ketika Ya’juj Ma’juj melewati suatu sungai, sungainya langsung kering karena airnya habis dipakai minum buat mereka. Dengan jumlah sebanyak ini ga mungkin mereka ga terpantau rada/satelit.

Dengan melihat fakta di atas, hanya ada 2 suku bangsa yang kini menjadi 2 negara yang memenuhi persyaratan sebagai Ya’juj Ma’juj. Silakan kalian tebak sendiri.